Search this bog

Jumat, 08 Februari 2013

Naskah Drama


Prolog Perkenalan Kelas : Assalaamualaikum, Wr. Wb. Kami dari kelas 12 IPA 1 akan menampilakn sebuah Pergelaran Seni Drama yang berjudul “Antara Selendang dan Kanvas”. Selamat menyaksikan !
Ket : Layar ( Jika bentuk drama / teater ) – Setting tidak dibaca
Layar dibuka . . .
ADEGAN 1
            Setting            : Panggung dalam bentuk gedung kesenian dengan berbagai dekorasi pendukung (Lukisan hasil dari kreasi Bobi), disertai kursi penonton (banyak) dan pemerhati seni (4 org). Acara dibuka oleh 2 org MC secara bergantiansetelah itu penampilan seni tanpa ada komanda MC lagi.
MC ( Pa + Pi ) : “Assalaamualaikum, Wr. Wb. Selamat siang semuanya. Pertama-tama, marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yangtelah memberikan kesehatan jasmani dan rohani kepada kita, sehingga kita dapat berkumpul di Gedung Kesenian yang megah ini dalam rangka Pergelaran Pentas Seni dengan tema “Loved Art and Culture Indonesia, Show Your Talent”dengan penuh rahmat Illahi”
“Shalawat beserta salam semoga senantiasa tercurah-limpahkan kepada baginda alam, yakni Nabi Besar Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan kita selaku umat akhir zaman. Amin”
“Para Pemerhati Seni yang saya hormati dan juga tamu undangan spesial kita pelukis terbaik se-Indonesia saat ini, yaitu Bobi Faisal Nugraha”(4 org pemerhati seni& bobi berdiri)
“Dalam pergelaran seni ini ada beberapa karya seni yang akan ditampilkan, diantaranya adalah Membaca Puisi besutan “Sanggar Bengkel Teater”, Tari Tradisional besutan “Sanggar Teater Populer”, Tari Modern besutan “Sanggar Teater Koma, dan Seni Musik besutan “Sanggar Teater Mandiri”
“Untuk itu, selamat menyaksikan”(penonton bertepuk tangan)
Layar ditutup . . . (Sebentar)
Layar dibuka . . . (Ketika penampil ke-1 sudah standby diatas panggung)
Setting : Penampilan seni setiap bidang, dimulai dari Membaca Puisi, Tari Tradisional (Riani), Tari Modern (rere), dan Musik. Setelah seluruh penampilan selesai, ke-4 pemerhati seni dan Bobi berdiri (bertepuk tangan), setelah itu diikuti oleh seluruh penonton.
Layar ditutup . . . (Ketika seluruh penampilan selesai, dan penonton bertepuk tangan)
Prolog Adegan 1 : Terlukis indah cerita cinta berawal dai gedung kesenian itu, Riani sang penari tradisional dengan segala ke’elokan wiraganya dan Bobi sang pelukis handal dengan segala tarian kanvasnya. Mereka saling bertegur sapa dalam pikiran masing-masing, saling mengagumi dan salingtertarik.
Setting : Background/dekorasi panggung (pemandangan, pedesaan, bukit, banyak tanaman indah, bunga-bunga). Bobi sedang asik melukis diatas kanvasnya, disisi lain ada sekelompok gadis sedang berlatih tarian tradisional. Mereka tidak mengetahui keberadaan satu-sama lain.
Lama-kelamaan Bobi baru tahu ada sekelompok gadis penari, dan sekejap terpana melihat gerak cantik mereka. Lanjut cerita, latihan tari selesai, teman Riani pulang dan Bobi menghampiri Riani yang masih membereskan peralatan latihannya.
Bobi                : “Riani ya? Penari Tradisional yang kemarin tampil itu kan?”
Riani               : (Malu, Kikuk/Grogi). “I....ya mas. Mas siapa ya?”
Bobi                : “Wah, beruntung sekali ya bisa bertemu mbak, tariannya indah sekali aku sangat suka, apalagi pada saat di gedung kesenian itu. Menakjubkan (tertawa kecil)
Riani               : (Malu, Kikuk/Grogi). “Maaf mas, aku buru-buru”
Bobi                : (Merasa percaya diri). “Mau kemana mbak? Mbak tidak kenalaku? Aku kan pelukis. karya-karya aku ditempel di gedung kesenian itu sewaktu mbak pentas kemarin”
Riani               : (Malu, Kikuk/Grogi).Oh iya mas, karya-karya mas sangat bagus. Maaf mas permisi” (Riani bergegas pergi)
Bobi                : “Eh, mbak. Aku belum menyebutkan nama. Namuku Bobi Faisal Nugraha. Ingat ya. (tersenyum lebar, bahagia, sumringah senang)
            Setting : Bobi melanjutkan melukisnya sambil tersenyum lebar, bahagia, sumringah senang.
Layar ditutup . . .
Prolog Adegan 2 : Sehari kemudian setelah pertemuan singkat itu, bobi kembali ketempat pertemuan mereka disebuah bukit lapang dengan sejuta pemandangan menawan yang sering digunakan latihan tari tradisional oleh Riani. Bobi berniat diam-diam melukis Riani ketika sedang memainkan gerak tubuhnya.
Layar dibuka . . .
Setting : Bobi melukis diam-diam paras Riani, disudut lain Riani sedang latihan tari tradisional dengan teman-temannya.
Bobi                : (Tertawa kecil ). “Semangat aku kalau setiap objek lukis seperti ini, tidak akan ada bosannya. Elok nian itu cewek, membuat mata dan tangan ini tak henti menari dikanvas”
                        Setting : Setelah Riani selesai latihan, kembali Bobi menghampiri Riani dengan hasil lukisannya.
Bobi                : “Hai mbak, ketemu lagi. (Hehe). Sudah ya mbak latihannya? Bisa ngobrol sebentar?”
Riani                : (Malu, Kikuk/Grogi). “Maaf mas, ada apa lagi ya?”
Bobi                : (Tertawa kecil ).  “Pengen kenalan saja mbak, aku orang baik kok”
Riani                : (Malu, Kikuk/Grogi). “Tapi aku tidak bisa lama-lama sudah ditunggu ibu dirumah”
Bobi                : “Oh iya sudah tidak apa-apa, aku hanya ingin memberikan ini hasil lukisan ku tadi, itung-itung tanda perkenalan dariku saja”
Riani                : (Mengambilnya dan melihat termenung malu). “Mas memperhatikan aku ya dari tadi? Terimakasih mas, permisi Assaalamualaikum” (Berlari dengan senyuman malu).
Layar ditutup . . .
Layar dibuka . . .
                        Setting : Dikamar Riani. Riani sedang memandangi/mencermati lukisan hasil pemberian Bobi. Riani tak henti tersenyum malu senang. Dan tak henti pula meraba (dalam perasaan : wah, mirip sekali ya, pelukis yang hebat). Riani tertidur (posisi duduk) sambil memegang lukisan itu. Dan memimpikan Bobi. Riani mulai merasakan kedekatan dan ketertarikan.

Prolog Adegan 3 : Seiring berjalannya waktu kedekatan antara Bobi dan Riani semakin erat. Merekapun kembali bertemu diatas bukit, saksi pertemuan awal mereka. Namun indahnya paduan lukis dan tari itu terkikis dengan kedatangan seorang gadis bernama Rere.
Rere                : “Bobi ! Siap dia? Apa-apaan ini? Jadi selama ini dia yang sudah merusak hubungan kita?Heh, siapa lho? (sambil mendorong bahu Riani). Berani-beraninya lho menggoda pacar gue.
Bobi                : “Rere ! keterlaluan kamu ! Riani tidak tahu apa-apa tentang masalah kita ! kita sudah putus, ingat itu !“ (sambil merangkul Riani).
Rere                : “Dia sudah merusak hubungan kita ! pergi lho dari sini cewek sialan ! ”
Bobi                : “Sudah cukup, hentikan semua ini ! “
Raini               : “Tidak apa-apa mas, aku yang akan pergi" (bergegas lari menangis)
Rere                : “Pergi saja sana cewek gatel ! (hahaha)
Bobi                : “Kamu itu sudah kelewat batas ! urusan kita belum selesai ! “ (lari mengejar Riani)
Rere                : “Eh, mas mau kemana? Tunggu mas, bobiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii !
Layar ditutup . . .
Prolog Adegan 4 : Bobi pun berhasil mengejar Riani dan segera merangkul tangisannya. Dengan sejuta linangan air mata, Riani mengekspresikan kesedihannya.
Layar dibuka . . .
            Setting :Awalnya merangkul sambil berdiri, setelah itu merangkul terduduk
Bobi                : “Riani, maafkan mas. Mas tidak menyangka akan seperti ini. wanita itu adalah mantan mas dulu. Maafkan mas.
Riani               : “Aku memang tidak pantas untukmu mas, kita beda derajat. Mas orang berada, sedangkan aku hanya gadis kampung biasa, hanya seorang penari mas tidak lebih”
Bobi                : “Jangan begitu Riani, jujur mas mencintaimu setulus hati mas. Mas menyayangimu melebihi lukisan mas. Percayalah Riani”
Riani               : “Tapi mas, akan banyak orang yang menentang hubungan kita. Keluargamu, keluargaku dan yang lainnya”
Bobi                : “Mas tidak peduli akan itu, kita berdua Riani, berjuang bersama”
Riani               : “Terimakasih mas, sudah jadi penenang hati ini”
Prolog Adegan 4 (lanjutan) : Datanglah orangtua Bobi dengan Rere bersama bodiguard untuk memisahkan mereka.
Ibu Bobi         : “Sudah cukup Bobi, hentikan kekeliruan ini ! Ayo pergi ! tinggalkan gadis kampung itu ! kamu sudah terlalu jauh terjerumus akan guna-guna pelet dia !
Ayah Bobi      : (Menampar Bobi). Anak tak tahu malu ! berani-beraninya kamu ! memalukan !
Rere                : “Om-Tante, ayo pergi dari sini. Bobi, ayah-ibumu sudah berbaik hati menjemputmu kesini”(ekspresi seakan-akan baik)
Bobi                : “Diam kamu Re, jangan ikut campur ! “
Ayah Bobi      : (Memisahkan paksa Bobi dan Riani, mendorong Riani dan membawa Bobi dengan Bodyguardnya)
Rere                : “Syukurin lho cewek kampung ! “ (mereka semua pergi)
Layar ditutup . . .
Prolog Adegan 5 : Hubungan yang telah terjalin erat, terputus oleh sebuah tali pertentangan dari pihak sang lelaki. Riani pergi meninggalkan Bobi meski hatinya masih bersama Bobi. Bukan hal mudah melupakan seseorang yang dicintai hal itulah yang dialami Riani dan Bobi. Riani, sejak kejadian itu dia menjadi seorang yang sangat tertutup dan kondisi tubuhnya pun semakin hari semakin lemah. Bobi, menjadi seorang yang urak-urakan dan lebih sering  menghabiskan waktunya di diskotik sambil berpesta narkoba. Lama sudah ia meninggalkan kanvas dan kuas kesayangannya. Itu semua akibat dari perpisahan dua insan yang dilanda asmara.
Layar dibuka . . .
            Setting : Panggung dibagi 2 dengan sekat (kain hitam seakan-akan sedang didua tempat berbeda). Bobi dan Riani dalam 2 tempat tersebut. Bobi sedang meminum minuman keras dan narkoba bersama temannya. Sedangkan Riana lemah tak berdaya dikamar sambil menangisà datang ibunya menghibur.
            Prolog Adegan 5 (lanjutan) : Kondisi semakin lemah, ibunya berusaha menghibur namun tak berhasil. Ayahnya datang dan membicarakan perjodohan. Riani menolak dan ayahnya semakin kesal.
Ayah Riani      : “Sudahlah Riani jangan bersedih terus ! lupakan dia. Ayah akan menjodohkanmu dengan laki-laki pilihan ayah”
Ibu Riani         : “Ayah, Riani sedang bersedih, jangan tambah kesedihannya dengan rencana ayah itu”
Ayah Riani      : “Ibu jangan ikut campur, si Bobi itu hanya akan membuat anak kita semakin sakit hati saja”
Riani               : “Maaf ayah, tapi aku mencintai Bobi. Aku tidak mau dijodohkan.
Ayah Riani      : “Kamu mau mengharapkan apa lagi dari laki-laki brengsek itu ! “
Riani               : “Tapi aku sangat mencintainya ayah, aku tidak mau berpisah dengannya”
Ayah Riani      : (Menampar Riani)
Ibu Riani         : “Sudah cukup ayah ! ayah sudah keterlaluan ! Riani anakmu, darah dagingmu ! jangan sakiti dia ! bisa kita bicarakan baik-baik ! “
Riani               : “Terimakasih atas kasih sayang ayah selama ini, tapi aku tetap mencintai Bobi”
Ayah Riani      : “Persetan semua itu ! “
            Setting : Ayah keluar kamar Riani, ibu mengejar aya.
Layar ditutup . . .

Setting : Ibu melihat dari kejauhan kondisi Bobi.
Prolog Adegan 6 : Hati ibunda Bobi semakin teriris melihat tubuh anaknya yang semakin kurus dan muka yang begitu pucat akibat pengaruh obat-obatan. Hatinya pun mulai tersentuh dan menyadari betapa besar cinta anaknya itu. Ia pun mengajak anaknya untuk menemui Riani.
Prolog Adegan 6 (lanjutan 1) : Namun semua terlambat, hingga suatu hari ayah Riani memaksakan kembali untuk menjodohkan Riani dengan seorang pemuda asal suku mereka sendiri. Dia terlihat gagah, berkarisma dan ahli dalam bela diri pencak silat. Namun, usahanya tetap ditentang oleh Riani yang masih hidup dalam bayangan Bobi. Ayahnya pun semakin kesal.
Prolog Adegan 6 (lanjutan 2) : Tepat saat hari lamaran Riani, Bobi datang ke desa Riani bersama ibundanya.
Layar dibuka . . .
Bobi                : “Riani ! Aku datang untukmu”
Riani               : “Mas Bobi ! “ (Bergegas menghampiri)
Calon Riani     : “Heh, mau apa anda kesini ! Jangan ganggu acara ini ! “
Ibu Bobi         : “Kami datang baik-baik mas, saya hanya mengantar putra saya”
Calon Riani     : “Heh, ibu tua jangan ikut campur urusan anak muda, pergi sana ! sudah bau tanah juga ! “           
Bobi                : “Cukup ! Anda sudah tidak sopan kepada ibu saya ! saya tidak ada urusan dengan anda. saya tidak kenal anda. Saya hanya ingin bertemu dengan Riani. Beri saya jalan !
Calon Riani     : “Perlu anda ketahui saya adalah calon suami Riani” (hahaha)
Bobi+Riani     : (Saling menatap)
Riani               : (Sedikit berteriak). ”Aku dipaksa dijodohkan  mas. Tolong aku ! bawa aku pergi dari sini !
Calon Riani     : (Mencegah Riani menghampiri Bobi)
Setting : Bobi berusaha mengambil paksa Riani dari tangan Calon Suaminya. Perkelahian terjadi dan calon suami Riani menusuk Bobi dengan pisau yang ada dibelakang bajunya. Bobi pun tersungkur tak berdaya dengan berlumur darah. Seketika semua orang kaget dan segera menghampiri Bobi. Riani terpaku, seketika menangis dan menghampiri Bobi. Namun ayahnya mengejar Riani, tak sadar ayahnya terpeleset dan tak sengaja mendorong Riani hingga kepalanya terbentur benda tajam (ujung kursi, hiasan, vas, gucci, benda tajam) hingga Riani tak sadarkan diri.
Epilog Cerita : Cinta mereka berubah menjadi darah, mencekam dan tak dapat dinalar alam pikiran. Sungguh tragis, dua insan berbeda keyakinan akan estetika. Pelukis dan penari, selendang dan kanvas, modern dan tradisional, menjadi satu, menjadi saksi kekuatan cinta, menjadi bukti keagungan akan satu kebahagiaan abadi, akhirnya cucuran darahlah yang menebus kesetiaan. “Antara Selendang dan Kanvas”
Epilog Penutupan : Cukup sekian dari kelas 12 IPA 1, mohon maaf apabila banyak kekurangan dan terimakasih atas segala perhatiannya. Wassalaamualaikum, Wr. Wb.
Created by : M.H.P

Tidak ada komentar:

Posting Komentar