Search this bog

Selasa, 20 September 2011

Makalah Biologi


KATA PENGANTAR

Assalaamualaikum Wr. Wb
Puji serta syukur kehadirat Allah SWT, berkat kekuatan-Nya lah saya selaku penyusun dapat menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini dibuat untuk menyadarkan dan memberitahukan kepada umumnya masyarakat luas tentang mewabahnya dan dampak dari penyakit Demam Berdarah.
Makalah ini juga dibuat supaya para masyarakat dapat mengetahui apa saja penyebab dari terjadinya penyakit Demam Berdarah dan sekaligus cara pencegahannya.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangannya, saya sangat mengharapkan saran untuk perbaikan makalah kedepannya, supaya kekurangan ini tidak terulang pada makalah selanjutnya. Supaya jadi pelajaran juga bagi saya.
Dan tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.


Jampangkulon, 20 Desember 2010
Penyususn



Muhammad Haris Prasetya (X-1)


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………………     1
DAFTAR ISI …………………………………………………………………..     2
BAB   I      PENDAHULUAN 
                   Latar Belakang …………………………………………………..     3
                   Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat Penulisan …………………     4
                   Metode Penelitian ……………………………………………….      5
BAB   II     PEMBAHASAN
                   Pengertian Demam Berdarah ….…………………………………     6       
                   Pemberantasan Sarang Nyamuk …………………………………     7
                   Jenis Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk …………………     8
                   Gejala Demam Berdarah …………………………………………    9
                   Siklus Nyamuk Aedes Aegypti …………………………………..    11
                   Ciri Nyamuk Aedes Aegypti ...…………………………………..     12
                   Diagnosa Demam Berdarah dan Bencana Banjir ………………...    13
BAB   III    PENUTUP ………………………………………………………..     14
                   Kesimpulan dan Saran ………………………………….………..     15
BAB    VI    DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………    16












BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopyctus. Faktor – faktor  yang mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue sangat kompleks, antara lain iklim dan pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi. Sebaran nyamuk penular demam berdarah dengue, kebersihan lingkungan yang tidak memadai serta factor keganasan virusnya. Berdasarkan kejadian dilapangan dapat diidentifikasikan factor utama adalah kurangnya perhatian sebagian masyarakat terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal. Sehingga terjadi genangan air yang menyebabkan berkembangnya nyamuk .
Penyakit demam berdarah dengue menjadi momok tiap tahun. Insiden di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk (1989-1995) dan pernah meningkat tajam saat Kejasian Luar Biasa hingga 35 per 100.000 penduduk pada tahun 1998(IPD,2007), hingga medio 2005 masih ada daerah berstatus Kejadian Luar Biasa, sampai mei tahun 2005 di seluruh Indonesia tercatat 28.224 kasus dengan jumlah kematian 348 orang, hingga awal oktober 2005 kasus demam berdarah dengue di 33 propinsi tercatat 50.196 kasus dengan 701 diantaranya meninggal. Dari data di atas menunjukkan peningkatan hampir 2 kali lipat dari mei hingga awal oktober 2005(Sisilia,2005).
Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Usaha untuk mengatasi masalah penyakit tersebut di Indonesia telah puluhan tahun dilakukan, berbagai upaya pemberantasan vector, tetapi hasilnya belum optimal. Secara teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai penularan demam berdarah dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vector. Untuk pengendalian vector dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan , salah satunya dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Pengendalian vector dengan cara kimia hanya membebankan perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang bersifat sementara dan dilakukan hanya apabila terjadi letusan wabah. Cara ini memerlukan dana yang tidak sedikit serta mempunyai dampak negative terhadap lingkungan.
1.2  Rumusan Masalah
Adakah Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keadaan bencanan banjir yang melanda Indonesia pada tahun 2010
1.3 Tujuan Umum
Diketahuinya Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keadaan bencana banjir di Indonesia
1.4 Tujuan Khusus
·        Mengidentifikasi Pemberantasan Sarang Nyamuk(3M Plus)
·        Mengidentifikasi Keadaan Bebas Jentik Demam Berdarah Dengue.
·        Mengidentifikasi Adakah Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keadaan bencanan banjir yang melanda Indonesia pada tahun 2010
1.5  Manfaat Penelitian
Ø Teoritis
Menberikan wacana ilmiah bagi masyarakat tentang Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M Plus) dengan Keadaan Bebas Jentik Demam Berdarah Dengue.
Ø Praktis
Dengan dilaksanakannya penelitian ini di harapkan masyarakat dapat meningkatkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) secara rutin seminggu sekali secara optimal.

1.6 Metode Penelitian
Metode Literatur, hal-hal yang termasuk dalam metode penelitian adalah desain penelitian yang digunakan kerangka kerja penelitian. Populasi sampel yang akan diteliti. Jumlah sampel yang diperlukan, teknik sampling yang digunakan, cara mengidentifikasi variabel dengan definisi operasionalnya, cara pengumpulan data, metode analisis data yang digunakan, keterbatasan penelitian dan nilai etika penelitian.
Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah case control. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian yang membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan. Rancangan penelitian ini dikenal dengan sifat retrospektif, yaitu rancangan bangun dengan melihat kebelakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian kesakitan yang diteliti.










BAB II
PEMBAHASAN
Pemberantasan Sarang Nyamuk
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
Penyakit Demam Berdarah Dengue ini disebabkan oleh empat macam virus dengue dengan tipe Den 1, Den 2, Den 3, dan Den 4. Keempat virus tersebut dalam group B Arthropod Borne Viruses (Arboviruses). Dan keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Dari empat tipe virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe Den 1 dan Den 3. Keempat tipe virus tersebut merupakan genus dari flaviverus famili flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi – silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat terjadi.Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue 
Sasaran pemberantasan sarang nyamuk DBD yaitu semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD, antara lain:
§  Tempat penampunga air (TPA) untuk keperluan sehari – hari.
§  Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari – hari.
§  Tempat penampung air alamiah.
§  Tempat yang sedang tertimpa bencana banjir.



PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M’ , yaitu :
§  Menguras dan menyikat tempat – tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dll seminggu sekali (M1).
§  Menutup rapat – rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dll (M2).
§  Mengubur dan menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:
§  Mengganti air vas bunga, tempat minim burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
§  Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancer/rusak.
§  Menutup lubang – lubang pada potongan bambu /pohon, dll.
§  Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di tempat – tempat yang sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.
§  Memelihara ikan pemakan jentik di kolam / bak – bak penampung air.
§  Memasang kawat kasa.
§  Menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam kamar.
§  Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi ruang yang memadai.
§  Menggunakan kelambu.
§  Memakai obat yang dapat mencegah gigitan nyamuk.

Adapun cara lainnya, yaitu :
1.     Kimia
Cara memberantas jentik aedes aegypti dengan menggunakan insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara lain adalah Temephos. Formulasi temephos yang digunakan adalah granules (sand granules), dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram (± 1 sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air, larvasida dengan temephos ini mempunyai efek resdu 3 bulan.
2.     Biologi
Dengan memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo, dan lain-lain). Dapat juga digunakan bacillus thuringlen sisvar, isrealiensis (Bti).
Jenis Kegiatan PSN DBD :
a)     Bulan Bakti Gerakan 3M atau juga dengan istilah bulan kewaspadaan 3M sebelum musim penularan atau gerakan 3M sebelum mas penularan (G 3M SMP) adalah suatu kegiatan yang di laksanakan pada saat sebelum terjadi penularan DBD, yaitu bulan dimana jumlah kasus DBD paling rendah, berdasarkan jumlah kasus rata – rata perbulan selama 5 tahun terakhir. Kegiatan ini dilakukan selama sebulan penu dengan mengajak warga melakukan PSN DBD dipimpin oleh Kepala wilayah setempat serta melibatkan lintas sector. Kegiatan ini di prioritaskan di desa/kelurahan rawan 1 (endemis) agar sebelum terjadi puncak penularan virus dengue, populasi nyamuk penular dapat ditekan serendah – rendahnya sehingga Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat dicegah.
b)    Penyeluhan kepada keluarga. Selain penyuluhan secara individu yang dilakukan penyuluhan kepada masyarakat luas juga dilakukan secara kelompok (seperti pada pertemuan kader, arisan, dan selapanan) dan secara missal (seperti pada saat pertunjukan layer tancap, ceramah agama dan pertemuan musyawarah desa)
c)     Pergerakan masyarakat dalam PSN DBD secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai dengan situasi dan kondisi masing – masing daerah, apabila terjadi KLB atau wabah, dilakukan penyemprotan insektisida/pemberantasan vector dengan pengasapan (fogging) yang dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu yang melibatkan petugas dinas kesehatan kabupaten/kota,puskesmas dan tenaga lain yang terlatih.
Penularan DBD dapat terjadi di semua tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Tempat potensial untuk terjadi penularan DBD adalah :
1.     Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis)
2.     Tempat-tempat umum yang menjadi tempat berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah. Tempat-tempat tersebut antara lain :
§  Sekolah, karena anak/murid sekolah berasal dari berbagai wilayah selain itu merupakan kelompok umur yang paling susceptible terserang DBD
§  Rumah sakit/Puskesmas dan sarana pelayanan kesehatan lainnya. Karena dalam hal ini orang yang datang dari berbagai wilayan dan kemungkinan diantaranya adalah penderita DBD atau carier virus dengue
§  Tempat umum lainnya seperti : hotel, pertokoan, pasar, restoran, dan tempat ibadah

Pada umumnya penderita DBD dikenal dengan gejala bintik-bintik atau ruam merah pada kulit yang apabila diregangkan malah terlihat jelas bintik-bintiknya.
Hal itu memang menjadi salah satu tanda bahwa telah tergigit nyamuk Aedes agypti. Untuk lebih waspada dan menindaklanjuti kasus DBD, berikut beberapa gejala DBD :
1.     Demam
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 mendadak turun. Jika digambarkan, maka grafiknya menyerupai pelana kuda. Jangan tunggu hingga 7 hari, lepas hari ketiga panas tetap tinggi, dianjurkan untuk memeriksakan diri dengan tes darah. Karena apabila dalam waktu kurang dari 7 hari penderita tidak ditangani dengan cepat dan tepat, penderita dapat meninggal dunia.
2.     Tanda-tanda pendarahan
Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya berupa uji Torniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu atau lebih manifestasi perdarahan sebagai berikut : Petekie, Purpura, Ekimosis,Perdarahan konjungtiva, Epistaksis, Perdarahan gusi, Hematemesis, Melena,dan Hematuri.
Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya, regangkan kulit, jika bintik merah pada kulit tersebut hilang maka bukan Petekie. Petekie merupakan tanda pendarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada hari-hari pertama demam.
Uji Torniquet dinyatakan positif, jika terdapat 10 atau lebih Petekie pada kulit seluas 1 inci persegi (2,5 x 2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku (fossa cubiti).
1.     Pembesaran Hati (Hepatomegali)
2.     Renjatan (Syok) : Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki, Penderita menjadi gelisah, Sianosis di sekitar mulut, Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba, Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang.
3.     Trombositopeni
4.     Hemokonsentrasi (Peningkatan Hematokrit)

Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue : Masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai berikut :

1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
10.Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.






 Siklus Nyamuk Aedes Aegipty
Aktif
Pagi jam 07.00 – 12.00 WIB
Sore jam 15.00 – 17.00 WIB
Hinggap pada benda benda yang menggantung.
Larva
Berkembang biak pada air jernih yang dasarnya bukan tanah.
Telur
Diletakkan pada dinding kontainer tepat diatas permukaan air.
Jumlah telur selama hidupnya berjumlah 600 – 800 butir.
Lama hidupnya 3-4 Minggu.
Pupa
Dibawah permukaan air.
Terbang
Kemampuan terbang 50 – 200 m
Siklus hidup
Telur  –  larva  –  pupa  –  dewasa
1-2 hr                    4-5 hr                   1-2 hr.















1.   Mempunyai ciri-ciri khusus dan paling mudah dikenal adalah warna hitam dan belang-belang ( Loreng-loreng ) putih pada seluruh tubuhnya dan benmtuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan nyamuk biasa.Tubuh nyamuk jika menghisap darah posisinya mendatar. Nymuk yang menggigit manusia hanya nyamuk aedes betina  (untuk mematangkan telur ), karena nyamuk jantan lebih tertarik pada cairan yang mengandung gula seperti bunga dan tumbuhan.
2.   Nyamuk aedes agypti tidak dapat berkembang biak deselokan atau Got. Nyamuk ini        bertelur serta pembiakannya di air yang jernih, dimana permukaan air pada dinding tegak lurus dan terlindung pengaruh mata hari langsung.
3.  Biasanya mengigit ( menghisap darah ) pada pagi sampai sore hari.Ada 2 puncak aktivitas menggigit yaitu antara pukul 08.00 sampai 10.00 pagi dan pukul 16.00 samai 18.00 sore. Malam hari nyamuk lebih suka bersembunyi disela-sela pakaian yang tergantung atau korden, terutama diruang gelap atau lembab.
4.   Nyamuk aedes agypti tergolong antropilik yaitu doyan ( suka ) darah manusia.berbeda dengan  species nyamuk lain yang biasanya sudah puas menggigit/menghisap darah satu orang saja, maka nyamuk aedes agypti mempunyai kebiasaan menggigit berulang, yaitu menggigit beberapa orang serta bergantian dalam waktu singkat, sehingga semakin cepat proses penuralaran yang terjadi. Nyamuk ini setiap 2 hari sekali menggigit / menghisap darah manusia. Bagi nyamuk , darah manusia ini untuk kebutuhan repruduksi ( memetangkan terlur agar dapat dibuahi pada saat perkawinan.) , biasanya 3 hari setelah menghisap darah, nyamuk akan bertelur di tempat yang disukai yaitu digenangan air bersih.
5.  Mampu terbang sampai radius 100-200 meter saja sehingga selalu mencari mangsa  dekat . Mobilisasi penduduk dari tempa yang satu ketempat yang lain berpengaruh besar pada penyebaran nyamk ini, biasanya nyamuk bersembunyi didalam mobil, perahu, kapal kereta api, dll.
6.  Pada fase jentik berukuran 0,5-1 cm, selalu bergerak di dalam air ( gerakan berulang – ulang dari bawah keatas permukaan air untuk bernafas, kemudian kembali ke bawah ). Pada saat istirahat, posisinya hamper tegak lurus dangan permukaan air.
7.  Ukuran telur Aedes Agypti sangat kecil ( 0,7 mm ), berwarna hitam dan tahan sampai 6 bulan ditempat kering dan masih menyimpan larva yang siap menetas ketika turun hujan dan air.(Administrator.2008)
 Diagnosa DBD :
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7, anitestasi Perdarahan, Tombositoperiia yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3, biasanya Ditemukan antara hari ke 3-7 sakit, Mokonsentrasi yaitu meningkatnya hematokrit, merupakan indikator yang peka Terhadap jadinya renjatan sehingga perlu dilaksanakan penekanan berulang secara periodik. Kenaikan Ht 20% menunjang diagnosa klinis Demam Berdarah Dengue.
Ø Banjir
Sudah kita ketahui bahwa banjir merupakan suatu bencana yang ditimbulkan sebagian besar dari ulah manusia itu sendiri. Faktor-faktor yang menimbulkan banjir diantaranya adalah penebangan pohon ilegal, pipa saluran air tersendat, membuang sampah sembarangan, dll. Akibat terjadinya bencana banjir tersebut banyak pihak yang dirugikan, contohnya rumah warga tergenang, harta benda terbawa arus air, ladang/sawah gagal panen akibat terendam air, aktivitas terganggu, dan yang paling membahayakan adalah wabah penyakit Demam Berdarah yang siap merenggut korban.
Air kotor menggenang, sampah berserakan, kotoran-kotoran tercampur. Semua itu salah satu akibat dari adanya bencanan banjir yang mempermudah atau membantu siklus perkembangbiakan virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Sebab nyamuk Aedes Aegypti cocok pada keadaan air yang menggenang dan sampah-sampah untuk bereproduksi.
Pada saat itu kondisi tubuh manusia sedang labil, sedangkan nyamuk Aedes Aegypti sedang pada posisi siap untuk menularkan virus dengue melalui gigitannya. Oleh sebab itu pengaruh bencana banjir tehadap penularan penyakit Demam Berdarah sangatlah besar, karena dapat membantu tumbuh kembangnya virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
BAB III
PENUTUP
           Dengan penuh rasa tanggungjawab makalah tentang Penyakit Demam Berdarah ini saya buat walaupun dengan sistematika yang sederhana mungkin, tetapi insya Allah tidak mengurangi kualitas dari makalah ini.
           Demikian makalah tentang Penyakit Demam Berdarah di Indonesia ini kami buat agar menjadi pertimbangan dan pelajaran yang penting dalam kehidupan masyarakat pada zaman ini.
           Besar harapan kami agar tujuan yang kami sampaikan dalam makalah ini mendapat respon positif dari berbagai pihak, agar menjadi perangsang dan motivasi untuk tumbuhnya inisiatif dalam pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan dapat menghindarkan penyakitnya.
           Namun walaupun demikian kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang terkait khususnya remaja pada jaman sekarang demi penaikan moralitas bangsa.
           Atas dukungan semua pihak, kami atas nama tim penyusun mengucapkan terimakasih. Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini. Semoga kita semua mendapatkan hikmah yang positif dari makalah ini. Amiin…
           Wassalaamualaikum Wr. Wb



                   

A. Kesimpulan
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M’ , yaitu :
§  Menguras dan menyikat tempat – tempat penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dll seminggu sekali (M1).
§  Menutup rapat – rapat tempat penampungan air, seperti gentong air/tempayan, dll (M2).
§  Mengubur dan menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).

Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 mendadak turun. Jika digambarkan, maka grafiknya menyerupai pelana kuda. Jangan tunggu hingga 7 hari, lepas hari ketiga panas tetap tinggi, dianjurkan untuk memeriksakan diri dengan tes darah. Karena apabila dalam waktu kurang dari 7 hari penderita tidak ditangani dengan cepat dan tepat, penderita dapat meninggal dunia.
B. Saran
    Demam berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Secara teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai penularan demam berdarah dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vector.
    Apabila di daerah kita ada yang terjangkit penyakit demam berdarah segera tanggulangi dengan cara di bawa ke dokter dan tak lupa lakukan pencegahan mewabahnya penyakit Demam Berdarah dengan cara (M3) seperti yang sudah dijelaskan.
    Pelajarilah siklus dan gejala Demam Berdarah karena apabila telat ditanggulangi dapat menimbulkan kematian bagi penderita dan menyebar ke warga di lingkungan sekitarnya.

                                                       BAB VI                      
DAFTAR PUSTAKA
Dinkom.2007.Jadikan PSN Sebagai Budaya.www.infokom.jatim.go.id
Indra Cahaya.2003.Pemberantasan vector demam berdarah di Indonesia.
www.library.usu.co.id
Tim Editor.2007. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Departemen IPD FKUI.
Sisila,Pujiastuti.2005 DBD dalam Data. www.Pdat.co.id
Depkes RI.2005.Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengu Di Indonesia.Jakarta:Dirjen PP&PL 2004.http://www.mediando.co.id
Dr.Faziah A. Siregar.2004.Epidemiologi dan Pemberantasan Demam Berdarah      Dengue di Indonesia.www.library.usu.co.id
Nursalam.2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Medika Salemba.
Noto Adminodjo, S.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
(http://id.wikipedia.org/wiki/demam berdarah)
(http://litbang.depkes.go.id/maskes/05-2004/demamberdarah.htm)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar