Search this bog

Selasa, 20 September 2011

Puisi Haryzt


"Menanti Secercak Harapan"
Aku bagai bintang tak berbulan
Ragaku amat rindu dekapmu
Inginku raih angan itu
Sang dewi malam tak merisau
Kini ku berpaling pada bulan
Aku tahu, semua bualan mimpi
Putuslah sudah harapanku
Untuk pencarian seberkas pelita hati
Rindu dan risau bagai dua sisi mata uang
Wahai malam, ku ingin seperti bulan dan bintang
Akhirnya ku temukan seberkas cahaya itu
Nurani berkata, apakah dia??
Tutuplah sudah kalbu suram
Itu dia, penerang jiwa, pelukis raga










"Raga Rindu Hasrat Bersatu"
Rumput usam bergoyang rapuh
Ingatkanku kalbu sendu
Zat dunia meracun jiwa
Kala hati kian membisu
Ingin jiwa bertemu raga
Ruhku bagai melayang
Amat menggugah batin jiwa
Matanya berbinar mesra
Batinku ingin dia..!
          Didadaku terselip ucap hati
          Hasrat jiwa bersatu raga
          Jiwaku sadar, bagai api rindu air
          Nurani berbisik, aku yakin dia..!











"Istana Dalam Mimpi"
Entah apa yang ia ingin
Risau hati kian merana
Vas tanpa bunga
Aku tanpa jiwa
Nun jauh di balik awan kelam
          Mulai ku bangun istana baru
          Untuk persinggahan permata biru
          Tetap akan rindu dan harapan
Itulah angan yang ku impikan
Aku tahu..
Rumpun hijau tak terusik
Aku coba, coba, dan mencoba
Dan ku terbangun
Entah mimpi atau nyata
Vas berbunga indah mekar
Itu dia, nyata, dan berkata cinta..







"Harap Tangis Tak Terulang"
Walau hati tak berbunga
Inginku rubah angin kelam
Risau berganti cahaya
Aku bagaikan laut tanpa ombak
Nurani rindu bayang parasmu
Dunia seakan berkecamuk
Atas penantian setitik cahaya hati
Ingatkanku album kenangan kelam
Nestapa mengerai duka
Tutup sudah harapan itu
Aku ingin hapus bayangmu
Nun jauh di ufuk samudera timur
Saat raga temukan jiwa
Untaian kata mengalun deras
Raihlah semua itu
Isak tangis kan terlupakan







"Cinta yang Hilang"
Dinda…perempuan
Ku rindu yang sayu matanya
Dinda…perempuan
Ku rindu yang syahdu hatinya
          Dinda…
          Ku bagaikan serigala yang jahat
          Disana beribu kunang
          Tersesat malam
Dinda…
Kubayar sepimu
Dengan jutaan lagu
Yang kuciptakan untukmu
          Dinda…
          Kini hatiku terbawa
          Pada seseorang disana
          Pada satu cinta disana







"Dendam"
Derita yang ku berikan kepada setiap wanita
Itu benar memang salahku
Menghantui setiap langkahku
Aku yakin dia ingin balas semua itu
Selalu ingin ku bicara
          Melalui angin kusampaikan
          Aku sadar…aku insyaf
          Hari ini aku mulailah lembaran baru
Aku telah tancapkan belati ke jantungku
Rintisan darahpun keluar dari jantung hatinya
Derita yang ku berikan kepadanya
Itu benar memang salahku
          Tak lekang oleh waktu
          Ingin dia tancapkan belati itu kepadaku
          Yang beribu-ribu jumlahnya
          Aku tutup mata ini dengan senyuman
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar