Search this bog

Selasa, 20 September 2011

Cerpen Dimas


BASIS
Karya : Dimas Maharditia Agata
            Ku beranjak dari tidurku mencoba melukis pagiku berharap keajaiban kan datang padaku, berat tuk melangkah memulai hari ini dan akhirnya, setelah merasakan pahitnya pengibaran, bagiku waktu untuk beristirahat telah selesai, saatnya mempersiapkan diri untuk membanggakan sekolah. Karena lombalah yang aku harapkan, supaya bisa membanggakan sekolah ku yaitu SMAN 1 Jampangkulon (SMANJAK).
            Bulan November mendatang, pelatihan mulai diperketat tak ada waktu untuk bermalas-malasan. Karena waktu menuju lomba hampir mendekati sekitar 1 bulan lagi. Ku lakukan dan ku hadapi semua ini dengan sabar, karena disinilah yang disebut semi militer. Membutuhkan fisik yang sangat kuat, intelektual, dan terutama mental.
            Pelatihan pertama aku merasa menang karena pelatihan sedikit membuat kita semua puas, dengan hasil yang bisa memuaskan para instruktur minta. Masuk pelatihan ke empat, materi gerakan semakin hari semakin banyak. Gerakan yang paling sulit bagiku adalah gerakan yang bernama tiap-tiap banjar dua kali belok kanan. Sudah beberapa kali aku dimarahi instruktur (korlap), aku merasa kesal, aku berpikir jika terus-terusan seperti ini bisa-bisa pleton putera Jampang hancur gara-gara kebodohanku.
            Aku disini sempat mundur, keluar dari pleton dan tidak akan mengikuti lomba. Malam hari tepatnya pukul 19.00, aku menelepon korlap untuk membicarakan hal itu, aku berkata, “Kang, lebih baik aku mundur saja!” kataku.
            “Apa Dimas? Mentalmu seperti tahu, lembek. Jangan menyerah disini terus semangat, kamu pasti bisa. Aku akan terus melatihmu sampai kamu bisa. Acara seperti ini hanya sekali seumur hidup. Jadi, jangan menyia-nyiakannya.” Bagitulah kata instruktur (korlap).
            Sebagian teman meyakinkanku agar aku tetap semangat dan pasti bisa. Aku terus belajar tanpa menyerah, dan akhirnya aku pun bisa melakukannya. Aku sempat berpikir, benar juga, apa yang tidak bisa di dunia ini, selagi kita mampu melakukannya. Pelatihan mulai aku lanjutkan, tak terasa semakin hari semakin bisa. Emosi kita telah terkontrol di sini, dengan diadakannya 1 jam sikap sempurna, 1 jam istirahat di tempat, dan setengah jam hormat. Pegal dan melelahkannya minta ampun, bagi siapa saja yang tidak merasakannya kelihatannya biasa saja. Tapi bagiku emosi dan kesal lah yang membuat pegal dan rasanya ingin melawan. Tapi bagaimanapun juga itulah tips instruktur dalam melatih mental seseorang.
            Hari-hari yang membuatku lelah adalah waktu pleton putera membuat variasi. Disitu instruktur menargetkan dalam 1 hari variasi harus sudah jadi. Korlap sangat kesal sekali kepada pletonku karena anak-anak putera pada ngeyel untuk di beri tahu. Jadi, pada hari ke-3 korlap menugaskan hari itu bagaimana pun juga harus jadi. Cuaca hujan, badanku dingin sekali tak bisa digerakan, tapi korlap menyuruh kita terus latihan dikarenakan variasi belum juga jadi. Hujan sangat deras sekali akupun terus latihan tanpa istirahat. Jam sudah menunjukan pukul 16.00, tetapi aku tetap berlatih, sampai pukul 18.00 baru selesai. Variasi pun Alhamdulillah sudah selesai dengan baik dan hasilnya pun bagus. Siap di pakai di lomba dan mungkin bisa membuat penonton terdiam melihatnya.
            Setelah mendekati H-2 kami selalu melakukan gladi. Tetapi yang tidak disangka-sangka gladi bersih pun hampir tak terjadi karena untuk waktu H-4 diadakannya acara sekolah yang disebut PKPS (Pekan Kreativitas dan Prestasi Siswa) acara tahunan. Tetapi, bagaimana pun gladi harus dilakukan, karena gladi lah yang menentukan hasil kita kelak. Dan dilaksanakanlah gladi pada sore hari walaupun banyak panggung-panggung yang menghalangi lapangan. Hatiku bimbang dan tak karuan pada saat itu, karena instruktur menugaskan kita semua untuk mencari sepatu PDH sendiri, sedangkan kau belum mendapatkannya. Ketika aku masuk kamar, aku melihat bungkusan kresek warna hitam, di dalam hati aku bertanya-tanya. Ternyata setelah aku buka sebuah sepatu hitam, aku terkejut, kaget, ternyata ini kiriman dari ibuku.
            Kebimbangan hatiku sudah hilang. Aku tahu bahwa orang-orang disekitarku begitu mendukungku. Pada malam harinya ku mempersiapkan semua persiapan lomba yang terdiri dari sarung tangan, sabuk, celana hitam, baju pedesus, sepatu PDH dan lain-lain ku kemas ke dalam tas dengan rapih. Ke esokan harinya pencek-uppan pun dilakukan dan masih menggunakan sikap disiplin walaupun kami sudah selesai dari pelatihan. Aku dan lainnya di masukan ke kelas 10-2, mulai dari situ kami sudah menjadi tanggung jawab instruktur. Jangan membantah dan turuti apa yang dikatakan  instruktur. Jam 09.00 sampai jam 12.00 aku di sekap di kelas, bagaikan tawanan.
            Tepatnya pukul 13.00 setelah kita semua melakukan shalat jum’at, kita semua siap-siap untuk berangkat. Sebelum melakukan pemberangkatan, di sekolah ku selalu dilakukan pelepasan ( sepatah kata dari Pembina). Pelepasan selalu dilepaskan oleh kepala sekolah. Namun, karena di sekolahku sedang diadakan acara tahunan, jadi kepala sekolah sangat sibuk dan lagi tidak ada di sekolah. Pelepasan pun dilakukan oleh wakasek kesiswaan. Setelah dilakukan pelepasan, kita semua menuju ke sebuah bus yang berhenti di depan pintu gerbang sekolah, bus yang akan kita tumpangi adalah bus Langgeng Jaya Holiday. Badan pun terasa sakit karena jalanan sedikit rusak dan berbelak-belok. Dari Jampang sampai Sukabumi cukup jauh dan untuk sampai ke sana membutuhkan waktu sampai 4 jam.
            Kami semua menginap di Islamic Centre Cisaat. Setiba di sana aku di bimbing untuk masuk ke lantai selanjutnya. Kamar putera dan puteri di pisah. Di sana tempat tidur banyak sekali, aku sampai bingung untuk memilih yang mana. Tempat tidur pun telah aku plih, aku memilih tempat tidur yang di atas. Setelah semua tempat tidur masing-masing, kami semua di beri waktu untuk istirahat. Karenan perjalanan yang sangat jauh yang membuat kita lelah, setelah istirahat kami disuruh siap-siap untuk menuju ke masjid menunaikan ibadah shalat ashar.
            Setelah melakukan shalat ashar bersama di masjid, saya merasa kaget, karena kamar yang akan kita tempati ternyata ada yang menyewa kamar itu oleh sekolah lain. Kami di sana harus menjaga sikap dan tidak leluasa. Setelah kami perhatikan ternyata mereka semua berasal dari sekolah MAN Purabaya, dan untuk puteri pun sama ada yang mengisi ruang tidurnya, ternyata sama, mereka adalah pleton puteri dan MAN Purabaya.
            Untuk agenda disana itu banyak sekali, mulai dari membaca yasin, renungan malam, dan lain-lain. Malam pertama kami melakukan yasinnan di masjid, setelah melakukan yasinnan di masjid, setelah melakukan shalat magrib kemudian kami melakukan latihan malam, supaya besok tidak kaku. Karena hampir satu hari kami tidak melakukan latihan gerakan dikarenakan kami semua menjadi penitia dalam acara sekolah. Pada malam itu cuaca hujan, kami memberhentikan latihan itu. Agenda selanjutnya adalah memeriksa GOR. Ternyata setelah di kabari GOR masih diperbaiki oleh panitia penyelenggara. Jadi, kita semua tidak bisa melihat ke sana. Namun, ada kebijakan dan yang hanya boleh melihat GOR hanyalah seorang danton dan penjuru. Setelah itu kami semua di bimbing untuk masuk ke penginapan dan tidur supaya besok tidak lelah.
            Pagi pun telah menjelang. Kami semua di bangunkan tepat pukul 04.00 untuk menunaikan shalat shubuh dan sekalian mandi. Setelah mandi dan melakukan shalat shubuh kita semua di suruh cepat-cepat ke penginapan dan mengganti baju memakai baju kebanggaan kita semua, yaitu baju PEDESUS (Pakaian Dinas Khusus). Pakaian di gantung dan sudah siap di pakai, pakaian Nampak bersih dan rapih. Semua itu dilakukan  oleh instruktur kami semalaman. Setelah semua lengkap di pakai kecuali dahrim, kita semua disuruh mengenakan jaket supaya tidak terlihat oleh orang lain. Apalagi sama tetangga kita yang sama-sama tidur di penginapan yang sama.
            Setelah semua mengenakan pakaian, kita semua pergi ke GOR Cisaat, tepatnya lomba dilaksanakan. Setelah sampai di depan GOR jaket yang kita kenakan langsung di buka dan di kemas oleh instruktur, kita semua siap berbaris untuk memasuki GOR karena agendanya itu upacara pembukaan. Setelah upacara selesai kami semua langsung ke luar lewat pintu belakang untuk mempersiapkan seluruhnya, terutama mental. Pletonku mendapat undian tampil nomer 4. Maka dari itu setelah melakukan upacara pembukaan pleton putera segera mempersiapkan segala sesuatunya. Penampilan pertama ialah pleton puteri SMK Al-Madani.
            Setelah dahrim dipakai, kita semua mulai berbaris di depan pintu gerbang GOR . pada saat itu aku belum merasakan tegangnya lomba. Sebelum masuk ke DP 2 kita semua melakukan pengecapan tangan oleh anggota PPI 2010. DP demi DP, dan sampailah ke DP 1. Menunggu penampilan dari sekolah lain. Posisi kita di balik kanan kan sambil istirahat di tempat agar tidak tegang melihat orang lain. Pada saat pemanggilan penjuru, di situlah hatiku mulai merasakan tidak enak, jantung dag dig dug dan badan terasa dingin, aku jalani semua dengan semangat karena bagaimanapun juga inilah penentu latihan kami berbulan-bulan hanya dengan waktu sebelas menit.
            Alhamdulillah berjalan dengan lancar, aku berjanji di hati bahwa bila lomba telah selesai aku tidak akan menangis. Tetapi ketika aku melihat penjuru menangis hatiku terbawa sedih dan akhirnya akupun ikut menangis juga. Tak ku sangka kakak perempuan ku menyempatkan hadir hanya untuk melihat penampilan ku.setelah semua reda dari kebahagiaan, kita semua di bimbing untuk kembali ke penginapan. Di sana pleton puteri masih di sekap karena peraturan bagi Jampang tidak boleh melihat peserta lain terlebih dahulu tampil. Tugas kita semua telah bebas. Kita semua beristirahat sampai menjelang waktu shalat dzuhur. Kita semua beristirahat sambil bercanda gurau. Di pikiran kita semua bahwa pleton kita lah yang paling terbaik dan akan mendapat hasil yang memuaskan.
            Setelah melakukan shalat dzuhur kita semua memakai pakaian PEDESUS lagi dan akan menonton pleton puteri tampil. Pleton puteri pun tampil dan akhirnya Alhamdulillah lancar. Setelah melihat pleton puteri aku melihat penampilan dari Cikembar dan Man Purabaya. Setelah itu kami semua kembali ke penginapan, dan untuk pembagian piala itu selalu dilakukan setelah shalat isya. Dan kita pun setelah melakukan shalat magrib segera berkemas untuk bergegas pergi.
            Kita semua meninggalkan penginapan itu untuk pergi ke GOR untuk menunggu pengumuman. Sewaktu kita masuk ternyata masih banyak peserta yang belum tampil. Aku di situ sempat melihat-lihat penampilan dari pleton putera SMA Al-Madani. Penampilannya membuat ku merinding karena cukup memuaskan. Setelah semua peserta sudah tampil kira-kira jam 20.30 peserta di suruh turun ke bawah karena akan diadakan upacara penutupan. Para dewan juri sedang menjumlahkan hasilnya. Kita semua menunggu sangat lama, mata ku mengantuk sekali karena kita menunggu dari jam 19.00 dan ternyata di umumkannya pukul 23.00. para panitia mengadakan hiburan untuk kita semua sambil menunggu keputusan dewan juri. Tepatnya pukul 23.30 dewan juri pun keluar dan mengumumkan hasilnya. Hatiku dag dig dug saat menunggu juri mengumumkan. Dan akhirnya untuk pleton putera mendapatkan danton terbaik, kostum terbaik, kemudian untuk pleton puteri mendapatkan variasi terbaik ke 3.
            Aku sangat berterima kasih kepada Tuhan karena hasilnya tidak begitu mengecewakan. Tapi bila akau harus jujur aku sangat kecewa. Tapi aku senang hasil itu karena LKBB lah yang aku inginkan. Setelah pembagian kejuaraan di umumkan kita semua pulang dengan menggunakan bus Langgeng Jaya Holiday. Pihak sekolah pun sangat bangga atas hasilnya.
            Selang 2 minggu kita istirahat, kemudian mendengar kabar bahwa di tingkat kota madya akan melakukan LKBB. Untuk mewakili dari sekolah ku yaitu pleton dengan jumlah yang sedikit. Dan hanya 1 pleton, itu juga yang akan mengikuti lomba adalah anak-anak dari kelas 11 (para seniorku). Tetapi tidak tahu apa yang terjadi, peserta yang akan melaksanakan lomba pun di gantikan oleh anak-anak kelas 10 dan untuk pleton menjadi 2 yang dikirimkan. Maka, masih banyak waktu untuk menyamakan gerakan dan hanya 3 orang anak kelas 11 yang ikut dikarenakan peraturannta itu harus 19 orang+danton.
            Kita semua sudah siap menghadapi saingan di kota madya karena mental kami telah di uji pada saat lomba di kabupaten.       Kita semua siap bersaing. Dan pemberangkatan di laksanakan setelah shalat dzuhur.
            Bus yang akui tumpangi telah tiba di depan gerbang. Ketika matahari sudah turun, terik matahari di tambah dengan panasnya badan dan mesin bus, penumpang pun begitu penuh sehingga sesama penumpang saling bersinggungan badan. Namun, di sebelahku ada jendela yang aku buka untuk udara masuk ke bus supaya tidak terlalu sesak.
            Tak kusangka akupun tidur dan sadar-sadar sudah sampai di terminal lembur situ. Kita semua bermalam di kakak dari alumni SMANJAK juga, yaitu di jalan Sriwedari. Ketika kaki ku berjalan ke penginapan ternyata itu sangat kecil tapi tak membuat kita semua menjadi mengeluh dan bagaimana pun juga kita semua harus bisa cukup.
            Aku tau sekolah kurang mendukung kepergian kita semua. Tapi, di dalam benak kita semua kita tunjukan kepada sekolah kita bahwa kita mandiri dan bisa. Ketika subuh-subuh aku dan teman-teman di suruh pergi ke masjid untuk shalat subuh dan mandi. Kami semua berjalan kaki untuk menuju ke Lapang merdeka. Pada hari itu hari sabtu dan hari itu hanyalah upacara pembuaan saja. Pada hari sabtu hanya diadakan perlombaan tinggkat SD, dan pada saat itu aku melihat SD Curug Hilir perwakilan dari daerah Jampangkulon sekaligus sebagai juara umumnya.
            Pada hari kedua tepatnya hari minggu lomba pun dilaksanakan untuk tingkat SMA, karena kita semua mendapat undian ke 28 jadi paginya kita hanya duduk santai sambil melihat orang lain tampil. Kita pun di pulangkan dulu ke penginapan untuk menunggu saatnya tampil, dan sambil beristirahat sejenak.
            Lomba pun kita laksanakan pada jam 14.00. Alhamdulillah berjalan dengan lancar dan akhirnya kita semua merasa tenang. Pengumuman kejuaraan di umukan pada malam hari tepatnya pukul 20.00. sambil menunggu keputusan juri panitia pun mengadakan permainan dulu, agar dari tiap sekolah tampil kedepan  .
            Permaian pun sudah dilaksanakan. Akhirnya keputusan juri pun di bacakan dan semua merasa gugup tak karuan. Jantungku dag dig dug menunggu keputusan juri. Akhirnya untuk putera mendapatkan juara 2 madya, dan untuk puteri mendapat juara 3 madya, serta ada satu lagi yaitu variasi terbaik putera. Akhirnya kita semua membawa piala untuk sekolah, perjuangan kita selama ini tidak sia-sia.
            Jadi untuk mencapai keberhasilan tidaklah mudah, harus ada perjuangan dan pengorbanan, selain itu juga lelahnya pengorbanan dapat tergantikan dengan datangnya keberhasilan.


          *Sinopsis :
            Suatu saat di mulai latihan LKBB di SMAN 1 Jampangkulon, aku mengikutinya dengan semangat untuk mengikuti LKBB tingkat Kabupaten Sukabumi di GOR Cisaat. Berbagai ujian selalu menghampiri ku. Aku sempat putus asa tapi akhirnya kembali sadar.
            Dan tiba lah pada saat kami harus berangkat. Sesampainya kami di penginapan Islamic Centre Cisaat kami langsung beristirahat. Dan pagi harinya kami bersiap untuk mengikuti lomba dan hasilnya pun cukup memuaskan. Kami pun kembali ke rumah masing-masing.
            Selang 2 minggu ada lagi LKBB tingkat Kota Madya Sukabumi. Dan kembali kami mengikutinya tetapi dengan personil 19+danton. Banyak sekali pro dan kontra yang menghiasi persiapan perlombaan pada saat ini.
            Kami pun sampai di tempat penginapan, yaitu kos alumni SMAN 1 Jampangkulon. Dan kembali hasilnya pun tidak mengecewakan. Kita berhasil 2 kali membanggakan sekolah.
            Bagaimanakah kisahnya?
 

           
Dimas Maharditia Agata, lahir hari rabu 29 Juni 1994 di Sukabumi. Ia adalah asli orang Lengkong-Sukabumi, tetapi dikarenakan ia sekarang sedang menempuh pendidikan di SMAN 1 Jampangkulon kelas X-1 jadi dia bertempat tinggal sementara di saudaranya di kampung Situhiang-Jampangkulon.
            Ia memiliki cita-cita ingin menjadi polisi militer. Hobinya adalah berolahraga terutama volley ball.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar