Search this bog

Selasa, 20 September 2011

Cerpen Cecep


PRESTASI DALAM KISAH CINTA
Karya  : Cecep Kurniawan
Seiring datangnya kegembiraan bulan menerangi malam ini, aku duduk di pelataran rumahku dengan ditemani secangkir teh hangat yang setia menemaniku.  Ku lihat berjuta bintang yang amat indah tuk disimpan dalam hati, ku lihat rasi bintang sagitarius yang amat perkasa karenanya, ku lihat dia tersenyum diantara bintang-bintang yang amat ku cintai itu. Ku tahu kau disana, ku tahu kau bahagia di sana, ku tahu kau amat sulit tuk dilupakan.
Ku ingat  saat indah bersama mu itu, saat-saat indah mengukir begitu banyak cerita yang amat indah tuk disimpan dalam sanubari ini. Aku sadar itu semua sudah lewat. Aku sedih, aku rindu, aku ingin gapai bintang itu kembali dengan berjuta pertanyaan yang menggelayut di alam bawah sadarku.
Dimanakah kau sekarang? Bersama bintang ku menyalurkan berbagai pertanyaan yang amat ingin ku sampaikan. Perlu kau tahu? Aku ingin kembali ke waktu  itu, saat-saat kita bercengkrama bersama dengan berjuta guyonan hangat ditaburi aroma kasih sayang.
Namun, semua telah berubah. Mengapa? Aku bergumam dalam hati, aku menyesal dengan ini semua. Kenanganku telah buyar karenanya dengan kata-kata indah yang amat menusuk hatiku. Memang kejujuran itu sangat mahal, tapi bagiku kejujurannya membuat sebuah goresan pedih dalam hatiku.
Siapakah dia? Sempat aku marah padanya, tapi buat apa? Tidak ada gunanya,yang kuinginkan hanya melihatmu bahagia. 1 hati 2 cinta, memang kata yang indah. Tapi bagiku itu semua boomerang semata. Aku tak sanggup jalani ini semua, aku pasrah, aku lelah dengan sejuta cabikan perih hatimu.
Kelinci madu? I will always love you. But now, i can’t . Inginku rubah ini semua dengan kebahagiaan lagi, tapi itu semua mimpi belaka. Aku harus bangkit dari kegelisahan ini. Kau? Tak sesuai dengan ucapanmu dulu. Aku kecewa seiring datangnya redup malam yang amat ku dambakan. Jemarikupun menari ungkapkan isi hati ini seiring jeritan jiwa yang meratapi kenyataan ini.
Saat jatuh cinta, cinta itu terasa manis
Tapi sungguh manis, saat cinta itu buatku menangis
Saatku mengerti arti cinta, cinta itu indah
Tapi ternyata terlalu indah, saat kau ucap kata pisah
 Saatku patah hati, kusadar cinta tak selalu harus memiliki
 Tapi kenapa hatiku perih, saat cinta lain ia miliki.
            Bintang? Ku ingin kesetiaan bintang pada bulan. Dindaku khianati 2 cincin dengan sekarung janji teringkar.  Apa salahku? Entah apa yang ia ingin, tapi perlu kau ingat hati ini perih karenamu. Ku berdoa semoga kau bahagia seperti kerlap-kerlipnya malam ini dengan berjuta bintang dan bulan yang amat menggugah batin jiwa.
            Lupakan mu! sepertinya ku tak akan pernah bisa. Aku akan simpan rasa ini untuk ku buat kenangan yang tak akan ku lupakan.
            Remember me girl????
***
            Aku terbangun dalam mimpi indah ku bersamanya, ku lihat jam menunjukan pukul 05.30. Ternyata hanya mimpi belaka yang indah tuk digambarkan. Ku duduk di teras rumah dengan tetesan embun yang jatuh membasahi dedanunan kota hujan ini.
            Dia, Yunita Virginia memang indah namanya, sering kusapa Nita. Seorang wanita berparas cantik, berambut sedang dan lurus selalu tersenyum kepadaku. Memang itu daya tariknya. Tapi sekarang itu semua telah berubah ketika pada suatu saat dia mengucapkan kata pisah? Betapa riskannya itu semua. Kebohongan belaka yang ku alami, apakah ini permainan mu gadis? Entah apa.
            Semua pemikiran dan perasaan sedih bercampur kegalauan itu teringat saat aku dalam perjalanan untuk berjuang kembali dimedan perang dengan tekad menuai prestasi menjadi juara dalam lomba LKBB tingkat provinsi yang akan mengharumkan dan membanggakan sekolah kami. Di perjalanan aku dan teman-teman saling mengumbar guyonan dengan canda tawa menghiasinya untuk sejenak menutupi rasa sedih dan kegalauan hatiku yang terus memikirkannya selain itu juga sebagai penghilang rasa jenuh dan bosan dalam perjalanan yang  tentunya dirasakan teman-temanku, perjalanan ini akan memakan waktu berjam-jam untuk sampai dikota kembang. Tapi semua suasana yang hangat itu tak bertahahan lama satu-persatu temanku tumbang terlelap tidur karena kelelahan dan akhirnya hanya aku yang terjaga, sudah seperempat perjalanan kami tempuh dan anehnya aku tidak merasa ngantuk dan lelah mungkin karena kepedihan yang masih kurasakan dan rasa gundah hati memikirkan dia, ku bergumam mengucap satu nama dalam hati, “Nita, Nita, Nita.” Semua suara yang kudengar seolah-olah berubah mejadi suaranya yang sedang memanggil-manggil namaku. Aku tahu semua ini salah seharusnya sekarang aku tidak boleh larut dalam keterpurukan seperti ini, seharusnya aku lebih bisa meredam emosiku dan memfokuskan diri dengan perlombaan yang sudah berada di depan mata. Tapi anehnya perasaan ini tidak berubah walau segala cara telah ku lakukan. Kicauan burung yang kadang terdengar disela gemuruh suara besi berjalan dengan klaksonya perlahan membelai mataku seakan memintaku untuk segera terlelap dalam mimpi yang tak tentu indah ataukah menyiksa. Akupun akhirnya terlelap memejamkan mata namun tidak tidur tetap terjaga dengan hati gundah masih memikirkan dia. Dalam keadaan seperti itu aku teringat saat aku dan Nita pertama kali bertemu.
***
            Hari pertama aku dan semua murid baru di SMAN 1 Bogor setelah melewati masa orientasi siswa yang telah menjadi rutinitas setiap tahun dilakukan di sekolah baruku ini, semua terasa berbeda. Wajah-wajah baru menghiasi langkahku menuju kelasku yang baru. Aku masuk di kelas unggulan X-1 atau kelas RSBI yang terkenal dengan siswa-siswanya memiliki intelejensi yang berada di atas standar siswa-siswa di kelas lainnya. Pertamanya memang aku sedikit canggung untuk berkenalan dengan teman satu kelasku yang baru, tapi setelah beberapa hari rasa canggung itu hilang dan aku pun mulai terbiasa dan bersahabat dengan semua murid di kelas. Aku mengikuti beberapa organisasi di sekolahku diantaranya adalah PASKIBRA, OSIS, dan beberapa organisasi lainnya. Pada saat pelantikan pengurus OSIS aku bertemu dengan seseorang senior wanita kelas XII yang pada saat pertama kali bertemu danganku memberikan senyuman yang begitu berkesan dan entah kenapa terus teringat dibenakku, ia berparas cantik jelita, berambut sedang dan lurus. Aku tak sempat menanyakan siapa namanya tapi aku merasa ketika masih sekolah di SMP aku sering melihatnya tapi aku tak tahu namanya. Akhirnya dengan rasa penasaran yang terus menggelayuti hati aku bertanya kepada salah satu temanku siapakah namanya. Akhirnya akupun tahu siapa namanya, Yunita Virginia yang sering di sapa Nita, nama yang indah menurutku, dia juga adalah seorang senior purnaku di organisasi PASKIBRA dan ternyata benar ia alumni SMP yang sama denganku.
            Setelah pelantikan aku dan Nita sering berpapasan di sekolah, ternyata Nita sudah tahu namaku. Kami sering mengobrol bersama terkadang sambil bercanda, kamipun akhirnya akrab. Setelah itu setiap kali bertemu entah ia sedang bercanda atau tidak Nita mendekatiku dan bahkan kadang-kadang langsung menggandeng tanganku sambil tersenyum. Kadang aku aneh dan sering tersenyum sendiri melihatnya memperlakukanku seperti itu, tapi aku rasa ia hanya bercanda saja. Setelah beberapa lama kami semakin akrab dan akhirnya kami berdua menjalin hubungan. Saat itu tepatnya pada akhir bulan November.
            Nita adalah orang yang baik, dewasa, dan penyayang. Ketika hari ulang tahunku pada bulan Desember Nita membuat sebuah kejutan yang sangat berkesan bagiku. Hari demi hari kami lewati dengan taburan kasih sayang. Kami berdua saling bertukar janji dan ikrar suci yang mengikat hubungan kami sampai kapanpun. Saat itu adalah saat yang bahagia dalam hidupku rasanya tak inginku untuk melupakannya. Nita memberikan sebuah cincin, yang cincin itu memiliki pasangan dan incin pasangannya itu di pakai olehnya. Saat itu aku berjanji kalau cincin ini akan ku jaga sampai kapanpun.              
            Hari senin, tepat diadakan pertama kali latihanku di organisasi PASKIBRA untuk mengikuti lomba LKBB di tingkat Kabupaten.  Di siang itu sang raja siang memancarkan keperkasaan  sinarnya yang mendidihkan darah dan membakar  tubuh.  Tapi semua itu tak membuat semangatku dan teman-temanku menjadi menciut, rasa lelah yang terbayang di benak kami seketika musnah dengan kata-kata seorang instruktur yang mengingatkan kami dengan perjuangan kami selama ini. Kini saatnya mewujudkan tekad kami untuk  membanggakan sekolah kami dengan berlaga dimedan perang dan meberikan prestasi.   Hari demi hari kulalui dengan penuh semangat berlatih bersama teman-teman ku, selain itu rasa lelahku setelah latihan terbayar karena setiap latihan selalu terbayang senyuman seseorang  yang buat rasa penat itu hilang seketika , ya siapa lagi kalau bukan Nita. Ia kadang datang ketika aku latihan dan kedatangannya itu buatku semakin semangat untuk berlatih walau sedikit ada rasa malu. Latihan keras aku dan teman-temanku jalani karena ini pengalaman pertamaku menghadapi lomba Nita terus memberikan semangat dan masukan dari pengalamannya ketika ada dalam posisiku saat ini.
Akhirnya tiba hari dimana perjuanganku dan teman-temanku akan dipertaruhkan. Aku sempat sedikit kecewa karena Nita mengatakan bahwa ia tidak bisa datang ketika kami lomba, tapi ia tetap berikanku semangat meski tanpa kehadirannya aku harus bisa menampilkan yang terbaik. Dan memintaku berjanji walau apapun yang akan terjadi nanti aku dan teman-temanku harus menerimanya dengan lapang dada. Ketika kami semua berbaris untuk masuk ke arena perlombaan sekilas disampingku terlihat ada sosok seseorang yang tak asing bagiku ketika ku lirik ternyata orang itu adalah Nita, sebenarnya Nita ingin memberikan kejutan padaku dengan mengatakan kalau ia tidak bisa datang. Ia memang terkenal juga sebagai gadis yang jahil dan suka bercanda. Melihat ia datang pada saat itu aku sangat terkejut sekaligus bahagia walau ada sedikit rasa kesal tentunya. Akhirnya giliran kami untuk tampil, kami menampilkan yang terbaik yang kami miliki dari semua latihan dan perjuangan yang telah kami lalui selama ini.  Kami mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dengan membawa pulang beberapa tropi juara yang tentunya akan membanggakan sekolah. Kamipun akhirnya pulang dengan rasa bangga. Ketika masuk sekolah seperti biasa jika sekolahku baru mendapatkan sebuah prestasi dalam sebuah perlombaan setiap hari senin setelah upacara pasti akan diumumkan kepada seluruh siswa di sekolah kami. Dan setiap siswa yang mengikuti perlombaannya di persilahkan untuk maju ke depan. 
            Kelinci madu itulah panggilan sayang baginya, banyak kisah yang kulalui bersamanya, ia selalu jujur dan juga tak sungkan untuk menceritakan jika ia sedang memiliki masalah dan kami berdua coba untuk menyelesaikannya, ia tak pernah berbohong tentang suatu apapun. Suatu ketika ia menceritakan kalau ada laki-laki lain yang suka padanya tapi aku mengatakan kalau aku percaya padanya yang terpenting bagiku hanyalah sebuah kejujuran dan kepercayaan dalam menjalani sebuah hubungan. Dan ia penah bertanya pada ku kalau ia nanti pergi untuk menempuh pendidikan di Universitas apakah aku akan tetap setia padanya. Jawabanku pun tetap sama yang terpenting adalah sebuah keperayaan di hati.
            Ketika bulan Januari saat Nita ulang tahun, giliran dia yang akan ku kerjai. Tapi sayangnya semua rencanaku gagal, Nita memang paling susah dalam urusan di tipu dan di jahili. Tapi aku tetap bisa membuatnya merasa bahagia dengan hadiah yang kuberikan padanya.
            Waktu terus berlalu, hampir 4 bulan lebih aku dan Nita berhubungan tidak pernah ada masalah yang serius diantara kami. Hingga pada suatu ketika masalah yang menurutku tidak terlalu besar dan rumit mengubah sikapnya padaku. Memang semua berawal dan memang gara-gara kesalahanku tapi menurutku masalah seperti itu dapat di selesaikan dengan meredam emosi kami masing-masing. Tapi entah kenapa Nita yang dulu ku kenal dengan kedewasaannya, ketegarannya, dan kepercayaannya terhadapku telah berubah. Entah karena sudah bosan denganku ataukah aku sudah tak berarti lagi. Sejak saat itu lah semua kegalauan hati dan juga rasa takut kehilangannya semakin nyata. Nita bilang ia hanya sedang butuh waktu untuk sendiri, aku pun mencoba untuk mengerti itu karena ku tak ingin ia bersedih.
            Setelah beberapa hari aku memberi ia waktu untuk sendiri agar suasana menjadi cair kembali. Aku coba untuk menghubunginya kembali, tapi sikapnya belum berubah kepadaku, Nita masih saja mencoba menghindar dan menjauh dari ku. Aku semakin khawatir dan bertanya-tanya ada apa dengannya. Kecurigaanku kalau adanya orang ke 3 akhirnya terbukti setelah aku menemukan fakta kalau Nita sedang dekat dengan seorang laki-laki, aku coba tetap percaya padanya yang telah sama-sama mengucap janji tuk selalu percaya dan jujur dan mengabaikan semua kecurigaanku meski itu telah terbukti sekalipun. Aku pun menanyakan tentang hal itu kepada Nita dan ternyata ia mengakui kalau ia sedang dekat dengan laki-laki lain. Yang aku sesali kenapa ia tak jujur padaku seperti dulu, aku tahu ini semua berawal dari kesalahanku, tapi apa harus seperti ini. Aku bertanya kepada Nita apa ia memilih aku atau dia, Nita mengatakan kalau ia tidak bisa memilih aku atau dia. Yang paling membuat ku sakit adalah pada saat Nita mengaku pada lelaki itu bahwa ia sudah tidak ada hubungan lagi denganku. Sungguh riskan bukan, aku pun bertanya kembali kepada Nita, bahwa apa ia seperti ini padaku karena ia telah bosan denganku, ia memberikan jawaban kalau ia tidak pernah bosan dengan ku tetapi pada saat kami ada masalah yang menjadi awal semua ini laki-laki itu datang dan membuat ia nyaman. Aku pun tak habis pikir apa semudah itukah sebuah kepercayaan dan rasa sayang hilang.
            Lama-kelamaan Nita semakin menghilang dan menjauh dariku, itu semua menyiksaku. Aku tak bisa berpikir jernih, yang kuharap hanya melihat ia bahagia meski itu sakit untukku. Ini bukti janji setiaku padamu, aku tak akan hilangkan semua kenangan dan rasa bahagia pernah hadir di kehidupan mu. Aku ikhlas jika itu dapat kembalikan seberkas senyumanmu yang tulus saat kita pertama berjumpa meski hanya sekali saja dapat kulihat lagi.
***
            “Wan bangun wan, Kurniawan bangun kita sudah sampai.”  Teman satu kursiku di bis membangunkanku dengan suara setengah berteriak.
            Aku pun terbangun ternyata kami semua sudah sampai di penginapan dekat arena perlombaan, sekarang aku bisa fokus dan melanjutkan perjuangan kembali dengan teman-teman ku. Jalan keluar atas semua masalah ini ku dapat dari bayangan masa laluku yang memberiku arti sebuah kesetiaan dan keperayaan. Kini hatiku telah kembali tenang karena telah dapatkan jawaban yang tepat agar kegalauan yang menggerogoti hati ini hilang.
Tiba saatnya untuk kami tampil, saat ini kami berusaha tampilkan yang terbaik yang kami miliki. Akhirnya sampai pada saat yang paling di tunggu-tunggu yaitu pengumuman hasil kejuaraan, berkat segala perjuangan dan tekad kuat kami, kami mendapatkan juara ke II LKBB Putra tingkat provinsi. Betapa bangganya kami. Tidak kusangka ternyata ada Nita, aku terkejut melihatnya disini. Ia datang menghampiriku dengan senyum manisnya yang dulu, terima kasih Tuhan engkau telah kabulkan permintaan terakhirku untuk melihat senyumannya kembali.  
             

            Yang indah hanya sementara, yang ada hanyalah kenangan
            Yang ikhlas hanya dari hati, yang tulus adalah dari sanubari
            Bukan mudah untuk mencari yang hilang
            Bukan mudah tuk bisa melupakan
            Namun takkan pernah ku coba tuk hilangkan
            Semua rasa yangkan jadi kenangan
Mungkin kata-kata itulah yang pantas untuk menggambarkan isi hatiku saat ini. Teruslah tersenyum dan hidup bahagialah. Aku ada jika kau butuh tempat mencurahkan isi hati. Dan kini hatiku telah tenang dan takkan gundah akan dirimu kembali, aku sudah belajar mengikhlaskan hati.
Cinta sejati dan murni akan selalu menanti sampai akhir hayat nanti.   
KlncMduQ...’-‘                                                                                                     10..20..30
           










*Sinopsis :
            Cerita ini mengisahkan tentang seorang remaja SMA yang sedang memperjuangkan prestasi sekolahnya dalam bidang LKBB namun  ia memiliki masalah dalam hubungannya dengan seorang gadis SMA yang membuat konsentrasinya pecah. Padahal seharusnya ia harus fokus dengan perlombaan yang akan ia hadapi.
Ia selalu di hantui dengan bayang-bayang kenyataan pahit yang ia alami akibat hadirnya orang ke 3 dalam hubungannya dengan Nita, ia teus mencari-cari solusi agar hatinya kembali tenang. Dan akhirnya ia dapatkan jawaban lewat kenangan yang ia ingat sejak dari pertama kali ia  bertemu dengan Nita, dan juga bisa dapatkan kembali ketegarannya agar ia bisa mengikhlaskan dan mendapat ketenangn hati kembali untuk melanjutkan perjuangan menuai prestasi yang membanggakan. Dan juga tetap dapat menjaga semua kenangan dan perasaannya yang tak akan hilang bagi Nita.   


 

Cecep Kurniawan, ia lahir pada tanggal 10 Desember 1995 di Sukabumi tepatnya di daerah Jampang Kulon. Ia adalah anak ke 2 dari 4 bersaudra dari pasang suami istri, Bapak Ojang Karyana dan Ibu Artini. Cecep Kurniawan pernah menempuh pendidikan di TK Aisiyah Janpang Kulon, kemudian melanjutkan di SDN 1 Jampang Kulon setelah lulus ia kemudian melanjutkan pendidkannya di SMPN 1 Jampang Kulon, setelah lulus SMP ia melanjutkan ke SMAN 1 Jampang Kulon sampai dengan sekarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar