PRESTASI
DALAM KISAH CINTA
Karya : Cecep Kurniawan
Seiring
datangnya kegembiraan bulan menerangi malam ini, aku duduk di pelataran rumahku
dengan ditemani secangkir teh hangat yang setia menemaniku. Ku lihat berjuta bintang yang amat indah tuk
disimpan dalam hati, ku lihat rasi bintang sagitarius yang amat perkasa
karenanya, ku lihat dia tersenyum diantara bintang-bintang yang amat ku cintai
itu. Ku tahu kau disana, ku tahu kau bahagia di sana, ku tahu kau amat sulit
tuk dilupakan.
Ku
ingat saat indah bersama mu itu,
saat-saat indah mengukir begitu banyak cerita yang amat indah tuk disimpan
dalam sanubari ini. Aku sadar itu semua sudah lewat. Aku sedih, aku rindu, aku
ingin gapai bintang itu kembali dengan berjuta pertanyaan yang menggelayut di
alam bawah sadarku.
Dimanakah
kau sekarang? Bersama bintang ku menyalurkan berbagai pertanyaan yang amat
ingin ku sampaikan. Perlu kau tahu? Aku ingin kembali ke waktu itu, saat-saat kita bercengkrama bersama
dengan berjuta guyonan hangat ditaburi aroma kasih sayang.
Namun,
semua telah berubah. Mengapa? Aku bergumam dalam hati, aku menyesal dengan ini
semua. Kenanganku telah buyar karenanya dengan kata-kata indah yang amat
menusuk hatiku. Memang kejujuran itu sangat mahal, tapi bagiku kejujurannya
membuat sebuah goresan pedih dalam hatiku.
Siapakah
dia? Sempat aku marah padanya, tapi buat apa? Tidak ada gunanya,yang kuinginkan
hanya melihatmu bahagia. 1 hati 2 cinta, memang kata yang indah. Tapi bagiku
itu semua boomerang semata. Aku tak sanggup jalani ini semua, aku pasrah, aku
lelah dengan sejuta cabikan perih hatimu.
Kelinci
madu? I will always love you. But now, i
can’t . Inginku rubah ini semua dengan kebahagiaan lagi, tapi itu semua
mimpi belaka. Aku harus bangkit dari kegelisahan ini. Kau? Tak sesuai dengan
ucapanmu dulu. Aku kecewa seiring datangnya redup malam yang amat ku dambakan.
Jemarikupun menari ungkapkan isi hati ini seiring jeritan jiwa yang meratapi
kenyataan ini.
Saat jatuh cinta, cinta
itu terasa manis
Tapi sungguh manis,
saat cinta itu buatku menangis
Saatku mengerti arti
cinta, cinta itu indah
Tapi ternyata terlalu
indah, saat kau ucap kata pisah
Saatku patah hati, kusadar cinta tak selalu
harus memiliki
Tapi kenapa hatiku perih, saat cinta lain ia
miliki.
Bintang? Ku ingin kesetiaan bintang
pada bulan. Dindaku khianati 2 cincin dengan sekarung janji teringkar. Apa salahku? Entah apa yang ia ingin, tapi
perlu kau ingat hati ini perih karenamu. Ku berdoa semoga kau bahagia seperti
kerlap-kerlipnya malam ini dengan berjuta bintang dan bulan yang amat menggugah
batin jiwa.
Lupakan mu! sepertinya ku tak akan
pernah bisa. Aku akan simpan rasa ini untuk ku buat kenangan yang tak akan ku
lupakan.
Remember
me girl????
***
Aku terbangun dalam mimpi indah ku
bersamanya, ku lihat jam menunjukan pukul 05.30. Ternyata hanya mimpi belaka
yang indah tuk digambarkan. Ku duduk di teras rumah dengan tetesan embun yang
jatuh membasahi dedanunan kota hujan ini.
Dia, Yunita Virginia memang indah
namanya, sering kusapa Nita. Seorang wanita berparas cantik, berambut sedang
dan lurus selalu tersenyum kepadaku. Memang itu daya tariknya. Tapi sekarang
itu semua telah berubah ketika pada suatu saat dia mengucapkan kata pisah?
Betapa riskannya itu semua. Kebohongan belaka yang ku alami, apakah ini
permainan mu gadis? Entah apa.
Semua pemikiran dan perasaan sedih
bercampur kegalauan itu teringat saat aku dalam perjalanan untuk berjuang
kembali dimedan perang dengan tekad menuai prestasi menjadi juara dalam lomba
LKBB tingkat provinsi yang akan mengharumkan dan membanggakan sekolah kami. Di
perjalanan aku dan teman-teman saling mengumbar guyonan dengan canda tawa menghiasinya
untuk sejenak menutupi rasa sedih dan kegalauan hatiku yang terus memikirkannya
selain itu juga sebagai penghilang rasa jenuh dan bosan dalam perjalanan
yang tentunya dirasakan teman-temanku,
perjalanan ini akan memakan waktu berjam-jam untuk sampai dikota kembang. Tapi
semua suasana yang hangat itu tak bertahahan lama satu-persatu temanku tumbang
terlelap tidur karena kelelahan dan akhirnya hanya aku yang terjaga, sudah
seperempat perjalanan kami tempuh dan anehnya aku tidak merasa ngantuk dan
lelah mungkin karena kepedihan yang masih kurasakan dan rasa gundah hati
memikirkan dia, ku bergumam mengucap satu nama dalam hati, “Nita, Nita, Nita.” Semua
suara yang kudengar seolah-olah berubah mejadi suaranya yang sedang memanggil-manggil
namaku. Aku tahu semua ini salah seharusnya sekarang aku tidak boleh larut
dalam keterpurukan seperti ini, seharusnya aku lebih bisa meredam emosiku dan
memfokuskan diri dengan perlombaan yang sudah berada di depan mata. Tapi
anehnya perasaan ini tidak berubah walau segala cara telah ku lakukan. Kicauan
burung yang kadang terdengar disela gemuruh suara besi berjalan dengan klaksonya
perlahan membelai mataku seakan memintaku untuk segera terlelap dalam mimpi
yang tak tentu indah ataukah menyiksa. Akupun akhirnya terlelap memejamkan mata
namun tidak tidur tetap terjaga dengan hati gundah masih memikirkan dia. Dalam
keadaan seperti itu aku teringat saat aku dan Nita pertama kali bertemu.
***
Hari pertama aku dan semua murid
baru di SMAN 1 Bogor setelah melewati masa orientasi siswa yang telah menjadi
rutinitas setiap tahun dilakukan di sekolah baruku ini, semua terasa berbeda.
Wajah-wajah baru menghiasi langkahku menuju kelasku yang baru. Aku masuk di
kelas unggulan X-1 atau kelas RSBI yang terkenal dengan siswa-siswanya memiliki
intelejensi yang berada di atas standar siswa-siswa di kelas lainnya. Pertamanya
memang aku sedikit canggung untuk berkenalan dengan teman satu kelasku yang
baru, tapi setelah beberapa hari rasa canggung itu hilang dan aku pun mulai
terbiasa dan bersahabat dengan semua murid di kelas. Aku mengikuti beberapa
organisasi di sekolahku diantaranya adalah PASKIBRA, OSIS, dan beberapa
organisasi lainnya. Pada saat pelantikan pengurus OSIS aku bertemu dengan
seseorang senior wanita kelas XII yang pada saat pertama kali bertemu danganku
memberikan senyuman yang begitu berkesan dan entah kenapa terus teringat
dibenakku, ia berparas cantik jelita, berambut sedang dan lurus. Aku tak sempat
menanyakan siapa namanya tapi aku merasa ketika masih sekolah di SMP aku sering
melihatnya tapi aku tak tahu namanya. Akhirnya dengan rasa penasaran yang terus
menggelayuti hati aku bertanya kepada salah satu temanku siapakah namanya.
Akhirnya akupun tahu siapa namanya, Yunita Virginia yang sering di sapa Nita,
nama yang indah menurutku, dia juga adalah seorang senior purnaku di organisasi
PASKIBRA dan ternyata benar ia alumni SMP yang sama denganku.
Setelah pelantikan aku dan Nita
sering berpapasan di sekolah, ternyata Nita sudah tahu namaku. Kami sering mengobrol
bersama terkadang sambil bercanda, kamipun akhirnya akrab. Setelah itu setiap
kali bertemu entah ia sedang bercanda atau tidak Nita mendekatiku dan bahkan
kadang-kadang langsung menggandeng tanganku sambil tersenyum. Kadang aku aneh dan
sering tersenyum sendiri melihatnya memperlakukanku seperti itu, tapi aku rasa
ia hanya bercanda saja. Setelah beberapa lama kami semakin akrab dan akhirnya
kami berdua menjalin hubungan. Saat itu tepatnya pada akhir bulan November.
Nita adalah orang yang baik, dewasa,
dan penyayang. Ketika hari ulang tahunku pada bulan Desember Nita membuat
sebuah kejutan yang sangat berkesan bagiku. Hari demi hari kami lewati dengan
taburan kasih sayang. Kami berdua saling bertukar janji dan ikrar suci yang
mengikat hubungan kami sampai kapanpun. Saat itu adalah saat yang bahagia dalam
hidupku rasanya tak inginku untuk melupakannya. Nita memberikan sebuah cincin,
yang cincin itu memiliki pasangan dan incin pasangannya itu di pakai olehnya.
Saat itu aku berjanji kalau cincin ini akan ku jaga sampai kapanpun.
Hari senin, tepat diadakan pertama
kali latihanku di organisasi PASKIBRA untuk mengikuti lomba LKBB di tingkat Kabupaten.
Di siang itu sang raja siang memancarkan
keperkasaan sinarnya yang mendidihkan
darah dan membakar tubuh. Tapi semua itu tak membuat semangatku dan
teman-temanku menjadi menciut, rasa lelah yang terbayang di benak kami seketika
musnah dengan kata-kata seorang instruktur yang mengingatkan kami dengan
perjuangan kami selama ini. Kini saatnya mewujudkan tekad kami untuk membanggakan sekolah kami dengan berlaga
dimedan perang dan meberikan prestasi. Hari demi hari kulalui dengan penuh semangat
berlatih bersama teman-teman ku, selain itu rasa lelahku setelah latihan
terbayar karena setiap latihan selalu terbayang senyuman seseorang yang buat rasa penat itu hilang seketika , ya
siapa lagi kalau bukan Nita. Ia kadang datang ketika aku latihan dan
kedatangannya itu buatku semakin semangat untuk berlatih walau sedikit ada rasa
malu. Latihan keras aku dan teman-temanku jalani karena ini pengalaman
pertamaku menghadapi lomba Nita terus memberikan semangat dan masukan dari
pengalamannya ketika ada dalam posisiku saat ini.
Akhirnya
tiba hari dimana perjuanganku dan teman-temanku akan dipertaruhkan. Aku sempat
sedikit kecewa karena Nita mengatakan bahwa ia tidak bisa datang ketika kami
lomba, tapi ia tetap berikanku semangat meski tanpa kehadirannya aku harus bisa
menampilkan yang terbaik. Dan memintaku berjanji walau apapun yang akan terjadi
nanti aku dan teman-temanku harus menerimanya dengan lapang dada. Ketika kami
semua berbaris untuk masuk ke arena perlombaan sekilas disampingku terlihat ada
sosok seseorang yang tak asing bagiku ketika ku lirik ternyata orang itu adalah
Nita, sebenarnya Nita ingin memberikan kejutan padaku dengan mengatakan kalau
ia tidak bisa datang. Ia memang terkenal juga sebagai gadis yang jahil dan suka
bercanda. Melihat ia datang pada saat itu aku sangat terkejut sekaligus bahagia
walau ada sedikit rasa kesal tentunya. Akhirnya giliran kami untuk tampil, kami
menampilkan yang terbaik yang kami miliki dari semua latihan dan perjuangan
yang telah kami lalui selama ini. Kami
mendapatkan hasil yang cukup memuaskan dengan membawa pulang beberapa tropi
juara yang tentunya akan membanggakan sekolah. Kamipun akhirnya pulang dengan
rasa bangga. Ketika masuk sekolah seperti biasa jika sekolahku baru mendapatkan
sebuah prestasi dalam sebuah perlombaan setiap hari senin setelah upacara pasti
akan diumumkan kepada seluruh siswa di sekolah kami. Dan setiap siswa yang
mengikuti perlombaannya di persilahkan untuk maju ke depan.
Kelinci madu itulah panggilan sayang
baginya, banyak kisah yang kulalui bersamanya, ia selalu jujur dan juga tak
sungkan untuk menceritakan jika ia sedang memiliki masalah dan kami berdua coba
untuk menyelesaikannya, ia tak pernah berbohong tentang suatu apapun. Suatu
ketika ia menceritakan kalau ada laki-laki lain yang suka padanya tapi aku
mengatakan kalau aku percaya padanya yang terpenting bagiku hanyalah sebuah
kejujuran dan kepercayaan dalam menjalani sebuah hubungan. Dan ia penah
bertanya pada ku kalau ia nanti pergi untuk menempuh pendidikan di Universitas
apakah aku akan tetap setia padanya. Jawabanku pun tetap sama yang terpenting
adalah sebuah keperayaan di hati.
Ketika bulan Januari saat Nita ulang
tahun, giliran dia yang akan ku kerjai. Tapi sayangnya semua rencanaku gagal,
Nita memang paling susah dalam urusan di tipu dan di jahili. Tapi aku tetap
bisa membuatnya merasa bahagia dengan hadiah yang kuberikan padanya.
Waktu terus berlalu, hampir 4 bulan
lebih aku dan Nita berhubungan tidak pernah ada masalah yang serius diantara
kami. Hingga pada suatu ketika masalah yang menurutku tidak terlalu besar dan
rumit mengubah sikapnya padaku. Memang semua berawal dan memang gara-gara
kesalahanku tapi menurutku masalah seperti itu dapat di selesaikan dengan
meredam emosi kami masing-masing. Tapi entah kenapa Nita yang dulu ku kenal
dengan kedewasaannya, ketegarannya, dan kepercayaannya terhadapku telah
berubah. Entah karena sudah bosan denganku ataukah aku sudah tak berarti lagi.
Sejak saat itu lah semua kegalauan hati dan juga rasa takut kehilangannya
semakin nyata. Nita bilang ia hanya sedang butuh waktu untuk sendiri, aku pun
mencoba untuk mengerti itu karena ku tak ingin ia bersedih.
Setelah beberapa hari aku memberi ia
waktu untuk sendiri agar suasana menjadi cair kembali. Aku coba untuk
menghubunginya kembali, tapi sikapnya belum berubah kepadaku, Nita masih saja
mencoba menghindar dan menjauh dari ku. Aku semakin khawatir dan bertanya-tanya
ada apa dengannya. Kecurigaanku kalau adanya orang ke 3 akhirnya terbukti setelah
aku menemukan fakta kalau Nita sedang dekat dengan seorang laki-laki, aku coba
tetap percaya padanya yang telah sama-sama mengucap janji tuk selalu percaya
dan jujur dan mengabaikan semua kecurigaanku meski itu telah terbukti sekalipun.
Aku pun menanyakan tentang hal itu kepada Nita dan ternyata ia mengakui kalau
ia sedang dekat dengan laki-laki lain. Yang aku sesali kenapa ia tak jujur
padaku seperti dulu, aku tahu ini semua berawal dari kesalahanku, tapi apa
harus seperti ini. Aku bertanya kepada Nita apa ia memilih aku atau dia, Nita
mengatakan kalau ia tidak bisa memilih aku atau dia. Yang paling membuat ku
sakit adalah pada saat Nita mengaku pada lelaki itu bahwa ia sudah tidak ada
hubungan lagi denganku. Sungguh riskan bukan, aku pun bertanya kembali kepada
Nita, bahwa apa ia seperti ini padaku karena ia telah bosan denganku, ia
memberikan jawaban kalau ia tidak pernah bosan dengan ku tetapi pada saat kami
ada masalah yang menjadi awal semua ini laki-laki itu datang dan membuat ia
nyaman. Aku pun tak habis pikir apa semudah itukah sebuah kepercayaan dan rasa
sayang hilang.
Lama-kelamaan Nita semakin
menghilang dan menjauh dariku, itu semua menyiksaku. Aku tak bisa berpikir
jernih, yang kuharap hanya melihat ia bahagia meski itu sakit untukku. Ini
bukti janji setiaku padamu, aku tak akan hilangkan semua kenangan dan rasa
bahagia pernah hadir di kehidupan mu. Aku ikhlas jika itu dapat kembalikan
seberkas senyumanmu yang tulus saat kita pertama berjumpa meski hanya sekali
saja dapat kulihat lagi.
***
“Wan bangun wan, Kurniawan bangun
kita sudah sampai.” Teman satu kursiku
di bis membangunkanku dengan suara setengah berteriak.
Aku pun terbangun ternyata kami
semua sudah sampai di penginapan dekat arena perlombaan, sekarang aku bisa
fokus dan melanjutkan perjuangan kembali dengan teman-teman ku. Jalan keluar
atas semua masalah ini ku dapat dari bayangan masa laluku yang memberiku arti
sebuah kesetiaan dan keperayaan. Kini hatiku telah kembali tenang karena telah
dapatkan jawaban yang tepat agar kegalauan yang menggerogoti hati ini hilang.
Tiba
saatnya untuk kami tampil, saat ini kami berusaha tampilkan yang terbaik yang
kami miliki. Akhirnya sampai pada saat yang paling di tunggu-tunggu yaitu
pengumuman hasil kejuaraan, berkat segala perjuangan dan tekad kuat kami, kami
mendapatkan juara ke II LKBB Putra tingkat provinsi. Betapa bangganya kami.
Tidak kusangka ternyata ada Nita, aku terkejut melihatnya disini. Ia datang
menghampiriku dengan senyum manisnya yang dulu, terima kasih Tuhan engkau telah
kabulkan permintaan terakhirku untuk melihat senyumannya kembali.
Yang
indah hanya sementara, yang ada hanyalah kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati, yang tulus adalah dari
sanubari
Bukan mudah untuk mencari yang hilang
Bukan mudah tuk bisa melupakan
Namun takkan pernah ku coba tuk hilangkan
Semua rasa yangkan jadi kenangan
Mungkin
kata-kata itulah yang pantas untuk menggambarkan isi hatiku saat ini. Teruslah
tersenyum dan hidup bahagialah. Aku ada jika kau butuh tempat mencurahkan isi
hati. Dan kini hatiku telah tenang dan takkan gundah akan dirimu kembali, aku
sudah belajar mengikhlaskan hati.
Cinta sejati dan murni akan
selalu menanti sampai akhir hayat nanti.
KlncMduQ...’-‘ 10..20..30
*Sinopsis :
Cerita ini mengisahkan tentang
seorang remaja SMA yang sedang memperjuangkan prestasi sekolahnya dalam bidang
LKBB namun ia memiliki masalah dalam
hubungannya dengan seorang gadis SMA yang membuat konsentrasinya pecah. Padahal
seharusnya ia harus fokus dengan perlombaan yang akan ia hadapi.
Ia
selalu di hantui dengan bayang-bayang kenyataan pahit yang ia alami akibat
hadirnya orang ke 3 dalam hubungannya dengan Nita, ia teus mencari-cari solusi
agar hatinya kembali tenang. Dan akhirnya ia dapatkan jawaban lewat kenangan
yang ia ingat sejak dari pertama kali ia bertemu dengan Nita, dan juga bisa dapatkan
kembali ketegarannya agar ia bisa mengikhlaskan dan mendapat ketenangn hati
kembali untuk melanjutkan perjuangan menuai prestasi yang membanggakan. Dan
juga tetap dapat menjaga semua kenangan dan perasaannya yang tak akan hilang
bagi Nita.
Cecep
Kurniawan, ia lahir pada tanggal 10 Desember 1995 di Sukabumi tepatnya di
daerah Jampang Kulon. Ia adalah anak ke 2 dari 4 bersaudra dari pasang suami
istri, Bapak Ojang Karyana dan Ibu Artini. Cecep Kurniawan pernah menempuh
pendidikan di TK Aisiyah Janpang Kulon, kemudian melanjutkan di SDN 1 Jampang
Kulon setelah lulus ia kemudian melanjutkan pendidkannya di SMPN 1 Jampang
Kulon, setelah lulus SMP ia melanjutkan ke SMAN 1 Jampang Kulon sampai dengan
sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar