Assalaamu’alaikum Wr.
Wb
Puji serta syukur marilah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua. Shalawat beserta salam semoga tercurah limpah kepada Habib tertinggi
Nabi besar Muhammad SAW, kepada seluruh keluarganya, para sahabatnya, dan juga
kepada kita selaku umatnya hingga akhir zaman. Amien…
Hadirin
yang saya hormati.
Terima
kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan sesuatu di
depan anda sekalian. Dalam kesempatan ini izinkan saya untuk menyampaikan
beberapa kata mengenai “Antara Pemimpin dan Bencana”.
Tak
bisa kita pungkiri lagi bahwa kedudukan manusia di muka bumi ini ialah sebagai khalifah
atau pemimpin yang memiliki andil yang sangat besar dalam pemeliharaan alam
sekitar. Tetapi kenyataannya sekarang alam sedang mengalami guncangan hebat eksploitasi
yang disebabkan oleh pengelolaan lingkungan yang carut-marut. Merebaknya
pengeksploitasian alam sangatlah menyedihkan. Contohnya saja banyak hutan yang
sudah gundul akibat penebangan liar, es di kutub utara mulai mencair,
gunung-gunung satu persatu mulai mengeluarkan awan panasnya, banjir bandang
melanda berbagai daerah, dan tak lupa tanah longsor. Sepatutnyalah kita
merenung sejenak atas apa yang sudah kita perbuat kepada alam ini.
Apakah
anda semua masih ingat dengan kasus Lumpur Panas Lapindo Brantas? Itu tidak
bisa dikatakan sebagai bencana alam. Kenapa? Karena itu adalah sebuah kesalahan
teknis dalam proses kerja dari Perusahaan Lapindo Brantas Sidoarjo dalam
penggalian kedasar tanah yang membuat pipa selubung yang membatasi antara tanah
dalam dengan tanah dangkal retak sehingga jutaan kubik lumpur yang terdapat di
dalam tanah keluar dengan sendirinya. Apa yang bisa kita dan pemerintah
lakukan? Berbagai cara telah ditempuh, contohnya menutup lubang semburan gas
dengan bola beton, dan mengalirkan lumpur ke laut bebas. Tapi apa hasilnya? Bukan
solusi pencegahannya tapi malah pro dan kontra yang terjadi. Kita hanya bisa
menunggu dan berdoa lumpur tersebut habis dari dasar tanah dan berhenti
menyembur dengan sendirinya. Kurang lebih 5 tahun sudah berlalu tetapi lumpur
panas masih menyembur dan menenggelamkan ribuan rumah pendudukan disekitarnya.
Olehsebab
itu, logikanya setiap satu orang membutuhkan 10 liter air perhari dan 10 ton
oksigen pertahun. Bisa anda bayangkan, itu berarti setiap satu orang harus
menanam kurang lebih 60 sampai dengan 80 benih pohon sampai tumbuh. Apabila
manusia hanya menginginkan kebebasan dan tidak mau bersyukur kepada Allah SWT,
bencana atau perubahan iklim tinggal menunggu waktu saja.
Akhir
kata marilah kita selamatkan bumi tercinta kita dari berbagai bencana seperti,
tanah longsor, banjir, erosi, perubahan iklim, dan global warming. Selamatkan hutan kita dari illegal logging, berpikirlah
untuk kepentingan bersama, untuk anak cucu kita kelak.
Hadirin
yang saya hormati.
Cukup
sekian dari saya. Mudah-mudahan apa yang saya ucapkan tadi bisa menjadi
pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih atas perhatiannya.
Mohon maaf apabila ada ucapan yang kurang berkenan. Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar