KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Wr. Wb
Puji serta syukur kehadirat Allah
SWT, berkat kekuatan-Nya lah saya selaku penyusun dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini dibuat untuk menyadarkan dan
memberitahukan kepada umumnya masyarakat luas tentang mewabahnya dan dampak
dari penyakit Demam Berdarah.
Makalah ini juga dibuat supaya para masyarakat
dapat mengetahui apa saja penyebab dari terjadinya penyakit Demam Berdarah dan
sekaligus cara pencegahannya.
Tentunya dalam pembuatan makalah ini
banyak sekali kekurangannya, saya sangat mengharapkan saran untuk perbaikan
makalah kedepannya, supaya kekurangan ini tidak terulang pada makalah
selanjutnya. Supaya jadi pelajaran juga bagi saya.
Dan tidak lupa saya mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini.
Jampangkulon,
20 Desember 2010
Penyususn
Muhammad Haris Prasetya (X-1)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………… 1
DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang ………………………………………………….. 3
Rumusan
Masalah, Tujuan, Manfaat Penulisan …………………
4
Metode
Penelitian ………………………………………………. 5
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian
Demam Berdarah ….………………………………… 6
Pemberantasan
Sarang Nyamuk ………………………………… 7
Jenis
Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk …………………
8
Gejala
Demam Berdarah ………………………………………… 9
Siklus
Nyamuk Aedes Aegypti ………………………………….. 11
Ciri
Nyamuk Aedes Aegypti ...…………………………………..
12
Diagnosa
Demam Berdarah dan Bencana Banjir ………………...
13
BAB III PENUTUP ……………………………………………………….. 14
Kesimpulan
dan Saran ………………………………….……….. 15
BAB
VI DAFTAR PUSTAKA …………………………………………… 16
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Demam Berdarah Dengue adalah
penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan
nyamuk aedes aegypti dan aedes albopyctus. Faktor – faktor yang
mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue sangat kompleks, antara lain iklim
dan pergantian musim, kepadatan penduduk, mobilitas penduduk dan transportasi.
Sebaran nyamuk penular demam berdarah dengue, kebersihan lingkungan yang tidak
memadai serta factor keganasan virusnya. Berdasarkan kejadian dilapangan dapat
diidentifikasikan factor utama adalah kurangnya perhatian sebagian masyarakat
terhadap kebersihan lingkungan tempat tinggal. Sehingga terjadi genangan air
yang menyebabkan berkembangnya nyamuk .
Penyakit demam berdarah dengue menjadi
momok tiap tahun. Insiden di Indonesia antara 6 hingga 15 per 100.000 penduduk
(1989-1995) dan pernah meningkat tajam saat Kejasian Luar Biasa hingga 35 per
100.000 penduduk pada tahun 1998(IPD,2007), hingga medio 2005 masih ada daerah
berstatus Kejadian Luar Biasa, sampai mei tahun 2005 di seluruh Indonesia
tercatat 28.224 kasus dengan jumlah kematian 348 orang, hingga awal oktober
2005 kasus demam berdarah dengue di 33 propinsi tercatat 50.196 kasus dengan
701 diantaranya meninggal. Dari data di atas menunjukkan peningkatan hampir 2
kali lipat dari mei hingga awal oktober 2005(Sisilia,2005).
Demam berdarah merupakan penyakit yang
bisa mewabah. Usaha untuk mengatasi masalah penyakit tersebut di Indonesia
telah puluhan tahun dilakukan, berbagai upaya pemberantasan vector, tetapi
hasilnya belum optimal. Secara teoritis ada 4 cara untuk memutuskan rantai
penularan demam berdarah dengue, yaitu: melenyapkan virus, isolasi penderita,
mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vector. Untuk pengendalian vector
dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara kimia dan pengelolaan lingkungan ,
salah satunya dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk. Pengendalian vector dengan
cara kimia hanya membebankan perlindungan terhadap pindahnya penyakit yang
bersifat sementara dan dilakukan hanya apabila terjadi letusan wabah. Cara ini
memerlukan dana yang tidak sedikit serta mempunyai dampak negative terhadap
lingkungan.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah Hubungan Pemberantasan Sarang
Nyamuk dengan Keadaan bencanan banjir yang melanda Indonesia pada tahun 2010
1.3 Tujuan Umum
Diketahuinya Hubungan Pemberantasan
Sarang Nyamuk dengan Keadaan bencana banjir di Indonesia
1.4 Tujuan Khusus
·
Mengidentifikasi
Pemberantasan Sarang Nyamuk(3M Plus)
·
Mengidentifikasi
Keadaan Bebas Jentik Demam Berdarah Dengue.
·
Mengidentifikasi
Adakah Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan Keadaan bencanan banjir yang
melanda Indonesia pada tahun 2010
1.5 Manfaat
Penelitian
Ø Teoritis
Menberikan wacana ilmiah bagi masyarakat
tentang Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M Plus) dengan Keadaan Bebas
Jentik Demam Berdarah Dengue.
Ø Praktis
Dengan dilaksanakannya penelitian ini di
harapkan masyarakat dapat meningkatkan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) secara
rutin seminggu sekali secara optimal.
1.6 Metode Penelitian
Metode Literatur, hal-hal yang termasuk
dalam metode penelitian adalah desain penelitian yang digunakan kerangka kerja
penelitian. Populasi sampel yang akan diteliti. Jumlah sampel yang diperlukan,
teknik sampling yang digunakan, cara mengidentifikasi variabel dengan definisi
operasionalnya, cara pengumpulan data, metode analisis data yang digunakan,
keterbatasan penelitian dan nilai etika penelitian.
Pada penelitian ini jenis penelitian
yang digunakan adalah case control. Penelitian ini merupakan rancangan
penelitian yang membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol
untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan.
Rancangan penelitian ini dikenal dengan sifat retrospektif, yaitu rancangan
bangun dengan melihat kebelakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian
kesakitan yang diteliti.
BAB II
PEMBAHASAN
Pemberantasan Sarang
Nyamuk
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang ditemukan
di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan malaria.penyakit
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga Dengue Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit
ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes
Aegypti dan Aedes Albopictus.
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara
bersamaan di Asia, Afrika, dan Amerika Utara. Penyakit ini
kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah
ini telah menjadi penyebab
kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di daerah tersebut.
Penyakit Demam Berdarah
Dengue ini disebabkan oleh empat macam virus dengue dengan tipe Den 1, Den 2,
Den 3, dan Den 4. Keempat virus tersebut dalam group B Arthropod Borne Viruses
(Arboviruses). Dan keempat tipe virus tersebut telah ditemukan di berbagai
daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Dari empat tipe virus
yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe Den 1 dan
Den 3. Keempat tipe virus tersebut merupakan genus dari flaviverus famili
flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak ada proteksi –
silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas) dapat
terjadi.Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue
Sasaran pemberantasan
sarang nyamuk DBD yaitu semua tempat perkembangbiakan nyamuk penular DBD,
antara lain:
§ Tempat penampunga air (TPA) untuk
keperluan sehari – hari.
§ Tempat penampungan air bukan untuk
keperluan sehari – hari.
§ Tempat penampung air alamiah.
§ Tempat yang sedang tertimpa bencana
banjir.
PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M’ ,
yaitu :
§ Menguras dan menyikat tempat – tempat
penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dll seminggu sekali (M1).
§ Menutup rapat – rapat tempat penampungan
air, seperti gentong air/tempayan, dll (M2).
§ Mengubur dan menyingkirkan barang –
barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
Selain itu ditambah dengan cara lainnya, seperti:
§ Mengganti air vas bunga, tempat minim
burung atau tempat lainnya yang sejenis seminggu sekali.
§ Memperbaiki saluran dan talang air yang
tidak lancer/rusak.
§ Menutup lubang – lubang pada potongan
bambu /pohon, dll.
§ Menaburkan bubuk larvasida, misalnya di
tempat – tempat yang sulit di kuras atau di daerah yang sulit air.
§ Memelihara ikan pemakan jentik di kolam
/ bak – bak penampung air.
§ Memasang kawat kasa.
§ Menghindari kebiasaan menggantung
pakaian dalam kamar.
§ Mengupayakan pencahayaan dan ventilasi
ruang yang memadai.
§ Menggunakan kelambu.
§ Memakai obat yang dapat mencegah gigitan
nyamuk.
Adapun cara lainnya, yaitu
:
1.
Kimia
Cara memberantas jentik aedes aegypti dengan menggunakan
insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal istilah
larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara lain adalah Temephos.
Formulasi temephos yang digunakan adalah granules (sand granules), dosis yang
digunakan 1 ppm atau 10 gram (± 1 sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air,
larvasida dengan temephos ini mempunyai efek resdu 3 bulan.
2.
Biologi
Dengan memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan
gupi, ikan cupang/tempalo, dan lain-lain). Dapat juga digunakan bacillus
thuringlen sisvar, isrealiensis (Bti).
Jenis Kegiatan PSN DBD :
a)
Bulan
Bakti Gerakan 3M atau juga dengan istilah bulan kewaspadaan 3M sebelum musim
penularan atau gerakan 3M sebelum mas penularan (G 3M SMP) adalah suatu
kegiatan yang di laksanakan pada saat sebelum terjadi penularan DBD, yaitu
bulan dimana jumlah kasus DBD paling rendah, berdasarkan jumlah kasus rata –
rata perbulan selama 5 tahun terakhir. Kegiatan ini dilakukan selama sebulan
penu dengan mengajak warga melakukan PSN DBD dipimpin oleh Kepala wilayah
setempat serta melibatkan lintas sector. Kegiatan ini di prioritaskan di
desa/kelurahan rawan 1 (endemis) agar sebelum terjadi puncak penularan virus
dengue, populasi nyamuk penular dapat ditekan serendah – rendahnya sehingga
Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat dicegah.
b)
Penyeluhan
kepada keluarga. Selain penyuluhan secara individu yang dilakukan penyuluhan
kepada masyarakat luas juga dilakukan secara kelompok (seperti pada pertemuan
kader, arisan, dan selapanan) dan secara missal (seperti pada saat pertunjukan
layer tancap, ceramah agama dan pertemuan musyawarah desa)
c)
Pergerakan
masyarakat dalam PSN DBD secara terus menerus dan berkesinambungan sesuai
dengan situasi dan kondisi masing – masing daerah, apabila terjadi KLB atau
wabah, dilakukan penyemprotan insektisida/pemberantasan vector dengan
pengasapan (fogging) yang dilaksanakan 2 siklus dengan interval satu minggu
yang melibatkan petugas dinas kesehatan kabupaten/kota,puskesmas dan tenaga
lain yang terlatih.
Penularan DBD dapat terjadi di semua
tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Tempat potensial untuk terjadi
penularan DBD adalah :
1. Wilayah yang banyak kasus DBD (endemis)
2. Tempat-tempat umum yang menjadi tempat
berkumpulnya orang-orang yang datang dari berbagai wilayah. Tempat-tempat
tersebut antara lain :
§ Sekolah, karena anak/murid sekolah
berasal dari berbagai wilayah selain itu merupakan kelompok umur yang paling susceptible terserang DBD
§ Rumah sakit/Puskesmas dan sarana
pelayanan kesehatan lainnya. Karena dalam hal ini orang yang datang dari
berbagai wilayan dan kemungkinan diantaranya adalah penderita DBD atau carier virus dengue
§ Tempat umum lainnya seperti : hotel,
pertokoan, pasar, restoran, dan tempat ibadah
Pada
umumnya penderita DBD dikenal dengan gejala bintik-bintik atau ruam merah pada
kulit yang apabila diregangkan malah terlihat jelas bintik-bintiknya.
Hal itu
memang menjadi salah satu tanda bahwa telah tergigit nyamuk Aedes agypti. Untuk
lebih waspada dan menindaklanjuti kasus DBD, berikut beberapa gejala DBD :
1. Demam
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi
yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari
ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 mendadak turun. Jika
digambarkan, maka grafiknya menyerupai pelana kuda. Jangan tunggu hingga 7
hari, lepas hari ketiga panas tetap tinggi, dianjurkan untuk memeriksakan diri
dengan tes darah. Karena apabila dalam waktu kurang dari 7 hari penderita tidak
ditangani dengan cepat dan tepat, penderita dapat meninggal dunia.
2. Tanda-tanda pendarahan
Perdarahan
ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya berupa uji Torniquet (Rumple Leede)
positif atau dalam bentuk satu atau lebih manifestasi perdarahan sebagai
berikut : Petekie, Purpura, Ekimosis,Perdarahan
konjungtiva, Epistaksis, Perdarahan gusi, Hematemesis, Melena,dan Hematuri.
Petekie sering sulit dibedakan dengan bekas
gigitan nyamuk. Untuk membedakannya, regangkan kulit, jika bintik merah pada
kulit tersebut hilang maka bukan Petekie. Petekie merupakan
tanda pendarahan yang tersering ditemukan. Tanda ini dapat muncul pada
hari-hari pertama demam.
Uji Torniquet dinyatakan positif, jika terdapat 10
atau lebih Petekie pada
kulit seluas 1 inci persegi (2,5 x 2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar)
dekat lipat siku (fossa cubiti).
1. Pembesaran Hati (Hepatomegali)
2. Renjatan (Syok) : Kulit teraba dingin
dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangan dan kaki, Penderita menjadi
gelisah, Sianosis di
sekitar mulut, Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba, Tekanan nadi
menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang.
3. Trombositopeni
4. Hemokonsentrasi (Peningkatan Hematokrit)
Tanda dan Gejala Penyakit Demam Berdarah Dengue : Masa tunas /
inkubasi selama 3 - 15 hari sejak seseorang terserang virus dengue, Selanjutnya
penderita akan menampakkan berbagai tanda dan gejala demam berdarah sebagai
berikut :
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
10.Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
1. Demam tinggi yang mendadak 2-7 hari (38 - 40 derajat Celsius).
2. Pada pemeriksaan uji torniquet, tampak adanya jentik (puspura) perdarahan.
3. Adanya bentuk perdarahan dikelopak mata bagian dalam (konjungtiva), Mimisan (Epitaksis), Buang air besar dengan kotoran (Peaces) berupa lendir bercampur darah (Melena), dan lain-lainnya.
4. Terjadi pembesaran hati (Hepatomegali).
5. Tekanan darah menurun sehingga menyebabkan syok.
6. Pada pemeriksaan laboratorium (darah) hari ke 3 - 7 terjadi penurunan trombosit dibawah 100.000 /mm3 (Trombositopeni), terjadi peningkatan nilai Hematokrit diatas 20% dari nilai normal (Hemokonsentrasi).
7. Timbulnya beberapa gejala klinik yang menyertai seperti mual, muntah, penurunan nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit kepala.
8. Mengalami perdarahan pada hidung (mimisan) dan gusi.
9. Demam yang dirasakan penderita menyebabkan keluhan pegal/sakit pada persendian.
10.Munculnya bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah.
Siklus Nyamuk Aedes
Aegipty
Aktif
|
Pagi jam 07.00 – 12.00 WIB
Sore jam 15.00 – 17.00 WIB Hinggap pada benda benda yang menggantung. |
Larva
|
Berkembang biak pada air jernih yang dasarnya bukan
tanah.
|
Telur
|
Diletakkan pada dinding kontainer tepat diatas
permukaan air.
Jumlah telur selama hidupnya berjumlah 600 – 800 butir. Lama hidupnya 3-4 Minggu. |
Pupa
|
Dibawah permukaan air.
|
Terbang
|
Kemampuan terbang 50 – 200 m
|
Siklus hidup
|
Telur – larva – pupa –
dewasa
1-2 hr 4-5 hr 1-2 hr. |
1. Mempunyai ciri-ciri khusus dan paling mudah
dikenal adalah warna hitam dan belang-belang ( Loreng-loreng ) putih
pada seluruh tubuhnya dan benmtuknya lebih kecil jika dibandingkan dengan
nyamuk biasa.Tubuh nyamuk jika menghisap darah posisinya mendatar. Nymuk yang
menggigit manusia hanya nyamuk aedes betina (untuk mematangkan telur ),
karena nyamuk jantan lebih tertarik pada cairan yang mengandung gula
seperti bunga dan tumbuhan.
2. Nyamuk aedes agypti tidak dapat berkembang biak
deselokan atau Got. Nyamuk ini bertelur
serta pembiakannya di air yang jernih, dimana permukaan air pada dinding tegak
lurus dan terlindung pengaruh mata hari langsung.
3. Biasanya mengigit ( menghisap darah ) pada pagi sampai
sore hari.Ada 2 puncak aktivitas menggigit yaitu antara pukul 08.00
sampai 10.00 pagi dan pukul 16.00 samai 18.00 sore. Malam hari nyamuk
lebih suka bersembunyi disela-sela pakaian yang tergantung atau korden,
terutama diruang gelap atau lembab.
4. Nyamuk aedes agypti tergolong antropilik yaitu
doyan ( suka ) darah manusia.berbeda dengan species nyamuk lain yang
biasanya sudah puas menggigit/menghisap darah satu orang saja, maka nyamuk
aedes agypti mempunyai kebiasaan menggigit berulang, yaitu menggigit beberapa
orang serta bergantian dalam waktu singkat, sehingga semakin cepat proses
penuralaran yang terjadi. Nyamuk ini setiap 2 hari sekali menggigit / menghisap
darah manusia. Bagi nyamuk , darah manusia ini untuk kebutuhan
repruduksi ( memetangkan terlur agar dapat dibuahi pada saat
perkawinan.) , biasanya 3 hari setelah menghisap darah, nyamuk akan bertelur di
tempat yang disukai yaitu digenangan air bersih.
5. Mampu terbang sampai radius 100-200 meter saja sehingga
selalu mencari mangsa dekat . Mobilisasi penduduk dari tempa yang satu
ketempat yang lain berpengaruh besar pada penyebaran nyamk ini, biasanya nyamuk
bersembunyi didalam mobil, perahu, kapal kereta api, dll.
6. Pada fase jentik berukuran 0,5-1 cm, selalu
bergerak di dalam air ( gerakan berulang – ulang dari bawah keatas
permukaan air untuk bernafas, kemudian kembali ke bawah ). Pada saat istirahat,
posisinya hamper tegak lurus dangan permukaan air.
7. Ukuran telur Aedes Agypti sangat kecil ( 0,7 mm ),
berwarna hitam dan tahan sampai 6 bulan ditempat kering dan masih
menyimpan larva yang siap menetas ketika turun hujan dan
air.(Administrator.2008)
Diagnosa DBD :
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang
jelas, berlangsung terus-menerus selama 2-7, anitestasi Perdarahan, Tombositoperiia
yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3, biasanya Ditemukan antara hari ke
3-7 sakit, Mokonsentrasi yaitu meningkatnya hematokrit, merupakan indikator
yang peka Terhadap jadinya renjatan sehingga perlu dilaksanakan penekanan
berulang secara periodik. Kenaikan Ht 20% menunjang diagnosa klinis Demam
Berdarah Dengue.
Ø
Banjir
Sudah kita ketahui bahwa banjir
merupakan suatu bencana yang ditimbulkan sebagian besar dari ulah manusia itu
sendiri. Faktor-faktor yang menimbulkan banjir diantaranya adalah penebangan
pohon ilegal, pipa saluran air tersendat, membuang sampah sembarangan, dll. Akibat
terjadinya bencana banjir tersebut banyak pihak yang dirugikan, contohnya rumah
warga tergenang, harta benda terbawa arus air, ladang/sawah gagal panen akibat
terendam air, aktivitas terganggu, dan yang paling membahayakan adalah wabah
penyakit Demam Berdarah yang siap merenggut korban.
Air kotor menggenang, sampah berserakan,
kotoran-kotoran tercampur. Semua itu salah satu akibat dari adanya bencanan
banjir yang mempermudah atau membantu siklus perkembangbiakan virus dengue yang
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Sebab nyamuk
Aedes Aegypti cocok pada keadaan air yang menggenang dan sampah-sampah untuk
bereproduksi.
Pada saat itu kondisi tubuh manusia
sedang labil, sedangkan nyamuk Aedes Aegypti sedang pada posisi siap untuk
menularkan virus dengue melalui gigitannya. Oleh sebab itu pengaruh bencana
banjir tehadap penularan penyakit Demam Berdarah sangatlah besar, karena dapat
membantu tumbuh kembangnya virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Aedes Aegypti.
BAB III
PENUTUP
Dengan
penuh rasa tanggungjawab makalah tentang Penyakit Demam Berdarah ini saya buat
walaupun dengan sistematika yang sederhana mungkin, tetapi insya Allah tidak
mengurangi kualitas dari makalah ini.
Demikian
makalah tentang Penyakit Demam Berdarah di Indonesia ini kami buat agar menjadi
pertimbangan dan pelajaran yang penting dalam kehidupan masyarakat pada zaman
ini.
Besar
harapan kami agar tujuan yang kami sampaikan dalam makalah ini mendapat respon
positif dari berbagai pihak, agar menjadi perangsang dan motivasi untuk
tumbuhnya inisiatif dalam pemberantasan Penyakit Demam Berdarah dan dapat
menghindarkan penyakitnya.
Namun
walaupun demikian kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak
yang terkait khususnya remaja pada jaman sekarang demi penaikan moralitas
bangsa.
Atas
dukungan semua pihak, kami atas nama tim penyusun mengucapkan terimakasih.
Mohon maaf apabila ada kekurangan dalam penulisan makalah ini. Semoga kita
semua mendapatkan hikmah yang positif dari makalah ini. Amiin…
Wassalaamualaikum
Wr. Wb
A. Kesimpulan
Demam Berdarah Dengue adalah penyakit febril akut yang
ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geografis yang mirip dengan
malaria.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau disebut juga Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF). Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
PSN DBD dilakukan dengan cara ‘3M’ ,
yaitu :
§ Menguras dan menyikat tempat – tempat
penampungan air, seperti bak mandi/wc, drum, dll seminggu sekali (M1).
§ Menutup rapat – rapat tempat penampungan
air, seperti gentong air/tempayan, dll (M2).
§ Mengubur dan menyingkirkan barang –
barang bekas yang dapat menampung air hujan (M3).
Penyakit ini didahului oleh demam tinggi
yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari. Panas dapat turun pada hari
ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 mendadak turun. Jika
digambarkan, maka grafiknya menyerupai pelana kuda. Jangan tunggu hingga 7
hari, lepas hari ketiga panas tetap tinggi, dianjurkan untuk memeriksakan diri
dengan tes darah. Karena apabila dalam waktu kurang dari 7 hari penderita tidak
ditangani dengan cepat dan tepat, penderita dapat meninggal dunia.
B. Saran
Demam
berdarah merupakan penyakit yang bisa mewabah. Secara teoritis ada 4 cara untuk
memutuskan rantai penularan demam berdarah dengue, yaitu: melenyapkan virus,
isolasi penderita, mencegah gigitan nyamuk dan pengendalian vector.
Apabila
di daerah kita ada yang terjangkit penyakit demam berdarah segera tanggulangi dengan
cara di bawa ke dokter dan tak lupa lakukan pencegahan mewabahnya penyakit
Demam Berdarah dengan cara (M3) seperti yang sudah dijelaskan.
Pelajarilah
siklus dan gejala Demam Berdarah karena apabila telat ditanggulangi dapat
menimbulkan kematian bagi penderita dan menyebar ke warga di lingkungan
sekitarnya.
BAB
VI
DAFTAR
PUSTAKA
Dinkom.2007.Jadikan
PSN Sebagai Budaya.www.infokom.jatim.go.id
Indra Cahaya.2003.Pemberantasan vector demam berdarah di Indonesia.
www.library.usu.co.id
Tim Editor.2007. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:Departemen IPD FKUI.
Depkes
RI.2005.Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengu Di Indonesia.Jakarta:Dirjen
PP&PL 2004.http://www.mediando.co.id
Dr.Faziah A. Siregar.2004.Epidemiologi dan Pemberantasan Demam
Berdarah Dengue di Indonesia.www.library.usu.co.id
Nursalam.2003. Konsep dan Penerapan Metodologi
Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Medika Salemba.
Noto Adminodjo, S.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta
(http://id.wikipedia.org/wiki/demam
berdarah)
(http://litbang.depkes.go.id/maskes/05-2004/demamberdarah.htm)
(http://litbang.depkes.go.id/maskes/05-2004/demamberdarah.htm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar