KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum,
Wr.Wb
Puji serta
syukur kehadirat Allah SWT, berkat kekuatan-Nya lah kami selaku penyusun dapat
menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Sampai
saat ini masalah seksualitas selalu menjadi topik yang menarik untuk dibicarakan.
Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah menjadi suatu hal yang
sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk
hidup, karena dengan seks makhluk hidup dapat terus bertahan menjaga
kelestarian keturunannya.
Meningkatnya
minat remaja pada masalah seksual dan sedang berada dalam potensi seksual yang
aktif, maka remaja berusaha mencari berbagai informasi mengenai hal tersebut.
Dari sumber informasi yang berhasil mereka dapatkan, pada umumnya hanya sedikit
remaja yang mendapatkan seluk beluk seksual dari orang
tuanya. Oleh karena itu remaja mencari atau mendapatkan dari berbagai sumber
informasi yang mungkin dapat diperoleh, misalnya seperti di sekolah atau
perguruan tinggi, membahas dengan teman-teman, buku-buku tentang seks, media
massa atau internet.
Memasuki
milenium baru ini sudah selayaknya bila orang tua dan kaum pendidik bersikap lebih
tanggap dalam menjaga dan mendidik anak dan remaja agar ekstra berhati-hati
terhadap gejala-gejala sosial, terutama yang berkaitan dengan masalah seksual,
yang berlangsung saat ini. Seiring perkembangan yang terjadi sudah saatnya
pemberian penerangan dan pengetahuan masalah seksualitas pada anak dan remaja
ditingkatkan.
Remaja
yang hamil di luar nikah, aborsi, penyakit kelamin, dll, adalah contoh dari
beberapa kenyataan pahit yang sering terjadi pada remaja sebagai akibat
pemahaman yang keliru mengenai seksualitas.
Tentunya dalam
pembuatan makalah ini banyak sekali kekurangannya, kami sangat mengharapkan
saran untuk perbaikan makalah kedepannya, supaya kekurangan ini tidak terulang
pada makalah selanjutnya. Supaya jadi pelajaran juga bagi kami.
Dan tidak lupa
kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan
makalah ini.
Jampangkulon,
07 April 2011
Penyususn
Kelompok 3 (X-1)
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………………………….... 1
DAFTAR
ISI ………………………………………………………………………….. 2
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
………………………………………………………… 3
Rumusan Masalah, Tujuan,
Manfaat, Metode Penulisan ……………... 4
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Pergaulan
Bebas …………………………………………... 5
Pendidikan Seks Bebas
dan Dampak Seks Bebas .……………………. 6
Tujuan Pendidikan Seks,
Metode dan Pentingnya Pendidikan Seks … 7
Menghindari Seks Bebas ……………………………………………… 8
Pandangan
Islam………………………………………………………. 8
Pacaran adalah Pergaulan
Bebas ……………………………………… 9
Faktor – Faktor Penyebab
Seks Bebas ……………..…………………. 10
Tempat yang Memungkinkan
Terjadinya Seks Bebas ……………...... 10
Motivasi
……………………………………………………………….. 11
BAB III PENUTUP
Kata Penutup dan Saran
……………………………………………..... 12
Kesimpulan dan Rangkuman
…………………………………………. 13
BAB VI DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………… 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Melihat berbagai fakta yang terjadi saat
ini, tidak sedikit para pemuda dan pemudi yang terjerumus ke dalam lembah
perzinahan (Free sex), disebabkan terlalu jauhnya kebebasan mereka dalam
bergaul, faktor utama masalahnya adalah kurangnya pemahaman masyarakat saat ini
terhadap batas-batas pergaulan antara pria dan wanita. Disamping itu didukung
oleh arus modernisasi yang telah mengglobal dan lemahnya benteng keimanan kita
mengakibatkan masuknya budaya asing tanpa penyeleksian yang ketat.
Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budayaIndonesia yang menjujung tinggi
nilai agama dan pancasila. Tidak ada salahnya jika kita mengatakan pacaran
adalah sebagian dari pergaulan bebas. Saat ini pacaran sudah menjadi hal yang
biasa bahkan sudah menjadi kode etik dalam memilih calon pendamping. Fakta
menyatakan bahwa sebagian besar perzinahan disebabkan oleh pacaran. Bila kita
menengok kebelakang tentang kebudayaan Indonesia sebelumnya, pacaran
(berduaan dengan non muhrim) merupakan hal yang tabu. Dari sini kita dapat
menyimpulkan bahwa pacaran memang tidak dibenarkan dan tidak sesuai dengan
budaya Indonesia ,
demikian juga dengan budaya islam.
Kita telah mengetahui bahwa sebagian besar bangsa barat adalah bangsa sekuler, seluruh kebudayaan yang mereka hasilkan jauh dari norma-norma agama. Hal ini tentunya bertentangan dengan budaya
Manusia adalah salah satu makhluk yang
dalam meneruskan hidup jenisnya memelukan pasangan untuk dapat melakukan
regenerasi. Dalam proses regenerasi ini sangat dipengaruhi oleh perilaku
keduanya. Sebagai manusia yang mempunyai berbagai kelebihan dibanding makhluk
lain, yaitu karunia akal dan hati. Maka manusia dalam proses regenerasi
tidaklah sama seperti hewan. Tetapi manusia mempunyai berbagai aturan kehidupan
yang telah diajarkan oleh pembawa pesan dari sang Pencipta, atau berbagai norma
sebagai kesepakatan bersama dengan manusia lain. Aturan atau norma ini dibuat
dengan pemikiran dan penggunaan hati untuk menilainya sebagai pedoman hidup
untuk menjadi manusia yang baik.
Hubungan yang terjalin antara jenis satu
dengan lainnya ini adalah kekuatan utama agar generasi manusia tidak punah.
Proses ini dalam kehidupan dewasa ini sudah mulai tercampuri berbagai
kebudayaan lain yang berbeda dengan kebudayaan masyarakat manusia di belahan
bumi timur, Negara kita termasuk di dalamnya.
Budaya kita yang “ewuh pekewuh”(punya
rasa malu) mulai tergusur budaya “my bussines is mine”(ini urusanku)
sehingga rasa malu dan berbagai norma lain di abaikan karena anggapan bahwa
urusannya adalah urusannya sendiri bukan orang lain. Dalam pergaulan remaja pun demikian, karena remaja
merupakan bagian terbesar yang terkena imbas dari budaya ini. Dalam hal jalinan
hubungan dengan lawan jenis pun demikian sehingga pergaulan bebas tanpa adanya
norma dan aturan.
Dalam uraian makalah ini akan menyinggung sedikit masalah pergaulan bebas
antar remaja yang menjurus pada penyalahgunaan hasrat untuk regenerasi menjadi
hasrat untuk pelampiasan nafsu diri semata.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa yang
dimaksud dengan Seks Bebas?
2.
Apa yang
dimaksud dengan Pendidikan Seks Bebas?
3.
Apa
pengertian Pergaulan Bebas?
4.
Bagaimana
dampak dari Seks Bebas?
5.
Bagaimana
cara penanggulangan masalah Seks Bebas di kalangan remaja?
6.
Bagaimana
pandangan Islam terhadap Seks Bebas?
7.
Bagaimana
bisa terjadinya Seks Bebas di kalangan remaja saat ini?
8.
Dalam Undang
– Undang apa yang bersangkutan dengan Seks
Bebas ini?
9.
Dimana
saja tempat yang memungkinkan terjadinya Seks Bebas?
10.
Bagaimana
peran serta masyarakat, keluarga, dan penegak hukum dalam pemberantasan Seks
Bebas?
C. Tujuan
Penulisan
1.
Agar masyarakat dapat mengetahui apa yang dimaksud
dengan Pendidikan Seks Bebas.
2.
Agar para remaja mengetahui dampak yang akan terjadi
akibat dari perbuatan Seks di dluar nikah?
3.
Agar masyarakat mengetahui bagaimana caranya
menanggulangi masalah tentang Seks Bebas.
4.
Agar para remaja mengetahui bagaimana pandangan Islam
tentang Seks Bebas dan pandangan Seks Bebas menurut Hukum Islam.
5.
Agar masyarakat mengetahui apa sangki yang dikeluarkan
pemerintah akibat Seks Bebas itu.
D. Manfaat
Penulisan
1.
Teoritis : Memberikan wacana ilmiah bagi masyarakat
tentang permasalahan Sex Bebas yang merajalela di kalangan remaja Indonesia
pada saat ini.
2.
Praktis : Dengan dilaksanakannya penelitian ini
di harapkan masyarakat dapat meningkatkan kesadarannya untuk menghindari segala
macam praktek tentang pergaulan bebas termasuk Sex di luar nikah.
E. Metode
Penulisan
Pada penelitian ini jenis penelitian yang digunakan
adalah case control. Penelitian ini merupakan rancangan penelitian yang
membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk mengetahui
proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan. Rancangan
penelitian ini dikenal dengan sifat retrospektif, yaitu rancangan bangun dengan
melihat kebelakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian
kesakitan yang diteliti.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pergaulan Bebas
Seks bebas merupakan tingkah
laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan dalam bentuk tingkah
laku. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas karena adanya pertentangan dari
lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman. Dari tahun ke tahun data
remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin meningkat, dari 5% ada tahun
1980-an menjadi 20% di tahun 2000. telah dilakukan penelitian mengenai gambaran
pengetahuan remaja tentan seks bebas di Desa Paya Bakung Dusun I B Kecamatan
Hamparan Perak Tahun 2006.
Penelitian ini menggunakan
kuesioner yang diajukan responden dengan jumlah sampel 42 responden. Hasil
penelitian yang terlibat pergaulan tidak baik sebanyak 80,9% sedangkan remaja
yang memperoleh sumber informasi tentang seks bebas sebanyak 47,6% dan remaja
yang keadaan ekonominya baik sebanyak 35,6% serta remaja yang berpengetahuan
cukup tentang seks bebas sebanyak 43% sedangkan baik dan kurang masing-masing
sebanyak 28,5%.
Berdasarkan hasil penelitian ini
dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja tentang seks bebas
disebabkan karena kurangnya kesadaran remaja tentang keadaannya dan tidak ada
keterbukaan antara orang tua dan anaknya.
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan
Munculnya istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga terhadap hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan
B. Dampak
Sex Bebas
Seks bebas dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan luar dan salah
pilihnya seseorang
terhadap lingkungan tempatnya bergaul. Saat-saat ini di kota besar sering
terjadi razia di tempat-tempat hiburan malam seperti diskotik
dan tempat berkumpul para remaja lainnya dan yang paling
sering tertangkap adalah anak-anak remaja. Seks bebas
sangat berdampak buruk bagi para remaja, dampak dari seks bebas adalah hamil di luar nikah, aborsi, dapat mencorengkan nama baik
orang tua, diri sendiri, guru serta nama baik sekolah.
Padahal seks bebas bukanlah segalanya, dimana mereka
hanya mendapat kenikmatan semata, sedang mereka tidak memikirkan
akibat yang harus mereka tanggung seumur hidup. Hal ini jelas sangat berbahaya bagi remaja yang terjerumus di dalam seks bebas. Efek lain dari maraknya sex bebas adalah
makin merebaknya penyakit kelamin, dari yang ringan hingga HIV-AIDS banyak
menjangkiti kehidupan generasi muda sekarang
Bahauya seks bebas mengakibatkan : menciptakan kenangan buruk, kehamilan
dan akibatnya, pengguguran kandungan dan pembunuhan bayi, penyebaran penyakit,
keterlanjuran dan timbul rasa kurang hormat.
C. Pendidikan Sex Bebas
Pendidikan
seks dapat diartikan sebagai penerangan tentang anatomi fisiologi seks manusia,
bahaya penyakit kelamin, dan sebagainya. Pendidikan seks bisa juga diartikan
sebagai sex play yang hanya perlu diberikan kepada orang
dewasa. Adapun pengertian pendidikan seks yang akan dijelaskan dalam bab ini adalah
membimbing serta mengasuh seseorang agar mengerti tentang arti, fungsi, dan
tujuan seks, sehingga ia dapat menyalurkannya secara baik, benar, dan legal.
Pendidikan seks
mempunyai ruang pembahasan yang luas dan kompleks. Pendidikan seks
bukan hanya mengenai penerangan seks
dalam artiheterosexua
l ( seseorang yang mempunyai keinginan seks hanya pada lawan
jenisnya ), dan bukan
semata - mata menyangkut masalah
biologis atau fisiologis,
melainkan juga meliputi
psikologi, sosio-kultural, agama,
dan kesehatan.
Dalam pendidikan seks dapat dibedakan antarasex instructiondan education
in sexuality. Sex instruction ialah penerangan mengenai
anatomi, seperti pertumbuhan rambut pada ketiak dan sekitar alat kelamin, dan
mengenai biologi dari reproduksi, yaitu proses berkembang biak melalui hubungan
kelamin untuk mempertahankan jenisnya. Termasuk di dalamnya pembinaan keluarga
dan metode kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan. Adapun education ini
sexuality meliputi bidang-bidang etika, moral, fisikologi, ekonomi, dan
pengetahuan lainnya yang dibutuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya
sendiri.
Salim Sahli : Pendidikan seks adalah penerangan yang bertujuan
membimbing serta mengasuh tiap-tiap lelaki dan perempuan, sejak dari anak-anak
sampai sudah dewasa, perihal pergaulan antar kelamin umumnya dan kehidupan
seksuil khususnya, agar mereka dapat melakukan sebagaimana mestinya sehingga
kehidupan kelamin itu mendatangkan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi umat
manusia. Abdulah Nashih Ulwah : Pendidikan seks bebas adalah masalah
mengajarkan, memberikan pengertian, dan menjelaskan masalah-masalah yang
menyangkut seks, naluri, dan perkawinan kepada anak sejak akalnya mulai tumbuh
dan siap memahami hal-hal di atas.
D. Tujuan Pendidikan Seks
Tujuan pendidikan seks
bebas secara umum, sesuai dengan kesepakatan internasional “Conference of Sekx Education and Family
Planning” tahun 1962, adalah : untuk menghasilkan manusia-manusia dewasa
yang dapat menjalankan kehidupan yang bahagian karena dapat menyesuaikan diri
dengan masyarakat dan lingkungannya, serta bertanggung jawab terhadap dirinya
dan terhadap orang lain.
Diantaranya adalah :
1. Membentuk pengertian tentang perbedaan seks antara
pria dan wanita dalam keluarga, pekerjaan, dan seluruh kehidupan, yang selalu
berubah dan berbeda dalam tiap masyarakat dan kebudayaan.
2. Membentuk pengertian tentang peranan seks di dalam
kehidupan manusia dan keluarga.
3. Mengembangkan pengertian diri sendiri sehubungan
fungsi dan kebutuhan seks.
4. Membantu siswa dalam mengembangkan kepribadian
sehingga mampu untuk mengambil keputusan yang bertanggung jawab.
E. Pentingnya Pendidikan Seks
1. Dapat mencegah penyimpangan dalam kelainan seksual
khususnya remaja.
2. Dapat memelihara tegaknya nilai dan norma serta
moral remaja.
3. Dapat mengatasi gangguan-gangguan psikis pada
remaja.
4. Dapat memberikan pengetahuan dalam menghadapi
perkembangan anak.
F.
Metode Pendidikan Seks
Beberapa metode
pendidikan seks yang disesuaikan dengan kondisi serta situasi pendidikan,
terutama mengingat hal-hal sebagai berikut :
1.
Usia pertama,
2.
Waktu yang tersedia, yang bervariassi antara 2 jam sampai
2 hari,
3.
Lokasi pendidikan, di sekolah, wisma pancawarga, di
gelanggang remaja, atau melalui radio.
Metode dan alat yang
digunakan adalah : ceramah, Tanya jawab, diskusi kelompok, overhead projector, film, magnetic panel, dan gambar-gambar pada
karton.
G. Menghindari Seks Bebas
1.
Pencegahan
menurut hukum Islam :
memisahkan tempat tidur anak setelah lebih dari 7 tahun, meminta izin ketika
masuk ke kamar orang tua, mengajarkan adab memandang lawan jenis, larangan
menyebarkan rahasia suami-istri.
2.
Pencegahan
seks bebas dalam keluarga
: (a) keluarga harus terlebih dahulu mengerti tentang permasalahan seks, (b)
jangan menghadapi pertanyaan seputar seks dengan sikap merendahkan atau
menolak, (c) seorang ayah menerangkan kepada anak laki-laki, dan ibu menerangkan kepada anak perempuan, (d)
menjelaskan seks harus bertahap sesuai dengan usia anak, (e) jangan menerangkan
seks kepada anak laki-laki dan perempuan pada waktu dan ruang yang sama, (f)hindari
hal-hal yang berbau porno, pilih kata-kata yang sopan, (g)hindari anak dengan
hal berbau porno yang dapat merangsang gairah seksual, (h) meyakinkan bahwa
teman putra-putri merekan adalah anak baik, (i) setiap anak dididik untuk
merasa percaya diri dengan jenis kelaminnya, (j) jangan membedakan laki-laki
dan perempuan, (k) pisahkan tempat tidur laki-laki dan perempuan, (l)menyambut
mereka dengan kegiatan yang bermanfaat, (m) tanamkanlah etika memelihara diri
kepada anak, (n) membangun sikap saling percaya antara anak dan orangtua.
H. Bagaimana
Islam memandang Pergaulan Bebas ?
. Islam telah mengatur bagaimana
cara bergaul dengan lawan jenis. Hal ini telah tercantum dalam surat An-Nur ayat 30-31.
Telah dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul.
Lalu bagaiamana hal yang terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal
yang bertolak belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam
etika pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian
seseorang.
Banyak hal-hal yang negatif yang
ditimbulkan oleh pergaulan bebas. Ini semua telah terlukis oleh mereka di
belahan bumi Barat, yang dulu mengagung-agungkan kebebasan dalam segala hal,
termasuk kebebasan seks, kini mereka menjerit. Angka perceraian sangat tinggi,
dan pranata pernikahan diragukan. Akibatnya keluarga sebagai sendi masyarakat
runtuh, kemudian terjadilah dekadensi moral. Wabah AIDS menebarkan kengerian
dan ketakutan karena semakin liarnya perilaku masyarakat dalam free sex.
Apa yang terjadi di Barat dapat
kita sinyalir dari tulisan George Balusyi dalam bukunya ; “Ledakan Seksual”,
yaitu ; “pada tahun 1962, Kennedy menjelaskan, masa depan Amerika diancam
bahaya, sebab para pemudanya cenderung dan tenggelam di dalam syahwat sehingga
tidak mampu memikul tanggung jawab yang harus dipikul di atas pundaknya. Setiap
tujuh pemuda yang maju untuk jadi tentara, terdapat enam pemuda yang tidak
pantas dijadikan tentara. Sebab syahwat yang telah mereka lampiaskan itu, telah
merusak keseimbangan hygienis dan psikis mereka”.
Budaya free sex tidak jauh
berbeda dengan budaya pacaran. Dan dengan menghubungkan fakta yang terjadi di
sekitar kita, banyak para pemuda dan pemudi yang mengaku dirinya muslim tetapi
mereka melakukan perbuatan zina. Juka hal ini dibiarkan, maka akan sangat
berabhaya bagi kelanjutan da’wah Islam. Betapa sedihnya jika ummat Islam yang
begitu besar tetapi akhlak para pemudanya penuh dengan kebobrokan.
Naudzubillahi min zaalik.
Seperti yang telah disabdakan
oleh Nabi Muhammad SAW, “Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuat buta dan
tuli.” (HR. Ahmad). Lain halnya dengan seseorang yang berada dalam wilayah
tidak terlarang, seperti seseorang yang berada jauh dari rumah lalu merindukan
istrinya.
I. Pacaran
adalah Pergaulan Bebas
Pacaran merupakan satu konsep
yang sama dengan pergaulan bebas. Dari sumber di atas kita telah mengetahui bahwa
pergaulan bebas tidak mengenal batas-batas pergaulan. Para
remaja dengan bebas saling bercengkrama, bercampur baur (ikhtilat) antara lawan
jenis, akibatnya mudah di telusuri berkembanglah budaya pacaran. Kecintaan
terhadap lawan jenis adalah fitrah manusia. Tetapi pacaran buakanlah wadah yang
tepat. Cinta bukanlah sekedar pandangan mata ataupun kerlingan. Bukan pula
lembaran surat yang berisi pujian kata yang melebihi dari ikatan pernikahan,
dan cinta tidak akan berakhir dengan pernikahan.
Banyak orang yang mengagungkan
dan memproklamirkan kata cinta. Namun mengapa gambaran dan kenyataan pahit
mewarnai dunia cinta. Betapa banyak cinta berujung pada pembunuhan bayi-bayi
yang tak berdosa. Banyak orang yang memiliki cinta melakukan hal yang keji.
Cinta berubah menjadi perceraian dan mengakibatkan suramnya masa depan generasi
mendatang. Mengapa pula cinta bisa dijajakan di sembarang tempat oleh wanita
berbusana minim ? Hal-hal yang mengenaskan sekaligus memalukan itu menjadi
daftar persoalan yng melingkupi dunia cinta.
Sebagian orang berpendapat bahwa
cinta bermakna kecenderungan terus menerus disertai dengan hati yang
meluap-luap. Inilah yang membuat seseorang menjadi buta dan tuli. Kebutaan ini
dapat diartikan tidak lagi melihat tata nilai terutama nilai-nilai syariat
islam, sehingga banyak orang menabrak nilai-nilai Islam dalam mengekspresikan
cintanya. Dan yang dimaksud tuli yaitu tidak mau mendengar nasihat-nasihat
agama yang seharusnya dapat membingkai cintanya.
Semua aktifitas tubuh kita
berpotensi menimbulkan zina ketika digerakkan atas nama syahwat yang melesat
lepas dari kendali fitrah. Namun nama Allah Maha Pemurah, zina yang dilakukan
selain farji tidak sampai dikenakan hukuman cambuk. Ia masih bisa dihapus
dengan taubat yang tulus dan ditebus dengan amal-amal shalih. Cara untuk
menghindari zina adalah dengan mengendalikan hawa nafsu dan menutup rapat-rapat
pintu zina.
J.
Faktor Penyebab Pergaulan Bebas dan
Sex Bebas
1.
Faktor internal /
lebih lazimnya dari dalam diri seseorang remaja itu. Keinginan untuk dimengerti lebih dari orang
lain bisa menjadi penyebab remaja melakukan tindakan
penyimpangan, sikap yang terlalu merendahkan diri sendiri atau selalu meninggikan diri sendiri, jikalau terlalu merendahkan diri sendiri
orang remaja lebih mencari jalan pintas untuk
menyelesaikan sesuatu dia beranggapan jika saya tidak
begini saya bisa dianggap orang lain tidak gaul, tidak mengikuti perkembangan zaman.
2.
Faktor Eksternal / faktor dari luar pribadi seseorang remaja.
Faktor paling terbesar
memberi terjadinya prilaku menyimpang seseorang remaja yaitu lingkungan dan sahabat. Seseorang sahabat yang sering berkumpul
bersama dalam satu geng, otomatis dia akan tertular oleh
sikap dan sifat kawannya tersebut. Kasih sayang dan
perhatian orang tua tidak sepenuhnya tercurahkan, membuat
seorang anak tidak betah berada di dalam rumah tersebut, mereka lebih senang untuk berada di luar bersama kawan-kawannya. Apalagi
keluarga yang kurang harmonis dan kurangnya komunikasi
dengan orang tua dapat menyebabkan seorang anak melakukan
penyimpangan sosial serta seks bebas yang melanggar
nilai-nilai dan norma sosial. Apabila ayah dan ibu mereka yang memiliki kesibukan di luar rumah akan membuat anak-anak remaja semakin
menjadi-jadi, sehingga mereka merasa tidak diperdulikan lagi.
3. Kumpul kebo atau istilahnya seks bebas yang dilakukan remaja
karena berbagai faktor
misalnya, tidak sadarkan diri, bahkan bila seorang pria yang berkelakuan
bejat sampai memaksa seorang cewek. Terkadang seorang cewek bisa
hamil pada usia sekolah/ para gadis umumnya, mengikuti
pergaulan para remaja lainnya. Dia tidak tahu maksudnya,
akhirnya dia terjebak oleh yang
lainnya. Ada juga remaja yang ngumpul dipinggir jalan
raya entah tidak tahu artinya apa, malam-malam hingga
larut malam, sambil memainkan gitar dan bernyanyi, sehingga
membuat keributan tetangganya dan mengganggu ketertiban dan keamanan lingkungan.
K. Tempat – Tempat yang digunakan Remaja dalam Melakukan Seks
No.
|
Tempat Senggama
|
Dr. Biran Affandi (Jakarta)
|
Dr. Dalana (Surabaya)
|
||
f
|
%
|
f
|
%
|
||
1.
|
Sekolah
|
8
|
2,8
|
-
|
-
|
2.
|
Rumah
|
228
|
7
|
83,05
|
59,79
|
3.
|
Taman
|
14
|
4,9
|
-
|
-
|
4.
|
Mobil
|
1
|
0,4
|
-
|
-
|
5.
|
Hotel
|
32
|
11,2
|
3
|
4,17
|
6.
|
Tempat parker
|
-
|
-
|
2
|
2,78
|
7.
|
Tempat lain
|
2
|
0,7
|
-
|
-
|
Jumlah
|
285
|
100
|
72
|
100
|
L.
Motivasi
Kiat bagi remaja dalam berpacaran yang mana pacaran merupakan budaya asing
hendaknya diisi dengan jalinan hubungan dengan pasangan dengan dasar cinta,
cinta yang tak harus belepotan syahwat dan birahi. Bahkan ketika cinta itu
tumbuh semakin dewasa, syahwat dan birahi tidak lagi menjadi tujuan yang
memiliki arti. Dalam bentuknya yang dewasa itu, cinta lebih kentara dengan
wujud kepasrahan, keikhlasan, dan peneguhan eksistensi.
“Aku mencintaimu bukan karena ingin mendekap dan memilikimu, tapi aku
mencintaimu karena aku mencintaiNya”.
Inilah motivasi untuk merubah pola pikir generasi muda yang hanya memburu
nafsu kesenangan sesaat, menjadi sebuah ide hidup yang hangat menemani hari
dalam naungan cinta suci menuju Kebenaran sejati. Inilah tonggak manusia
menjadi umat yang paling tinggi derajatnya di banding makhluk lain.
BAB III
PENUTUP
A.
Kata Penutup
Pendewasaan pemikiran remaja dengan
beranjak dalam memahami cinta dari sekadar remah-remah kehidupan kepada cinta
sebagai hamparan sawah ladang, yang tak pernah menuntut hadir dimeja makan,
namun karenanya kita semua bisa dengan lahap bersantap malam. Cinta suci inilah
dasar pergaulan lawan jenis yang sesuai dengan fitrah manusia agar tidak
menimbulkan gejala sosial yang negatif. Perkembangan regenerasi yang dapat
memperoleh hasil yang lebih baik. Bukan karena factor kecelakaan atau
regenerasi yang tidak di inginkan, tetapi merupakan tujuan suci untuk menjaga
eksistensi kehidupan manusia menjadi lebih baik.
Pemuda atau pemudi haruslah diperhatikan sering
lagi karena tanpa perhatian dari
orang tua, guru dan lembaga sosial lainnya seorang anak dapat
melakukan penyimpangan sosial. Karena hanya merekalah
penerus bangsa ini.
Araha-arahan perlu diberikan kepada remaja, karena
dampak awal yang paling terasa adalah pada orang yang ada disekitarnya. Pendukungan mereka
sangat perlu untuk memupuk rasa patriotisme dan
nasionalisme bangsa Indonesia.
Dalam
menyusun karya tulis ini, penulis sangat berterima kasih kepada perbagai sumber
informasi dan data yang telah penulis gunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Tentunya yang utama adalah kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
berkat, pengetahuan, serta kemampuan bagi penulis. Selain itu, penulis juga
berterima kasih kepada keluarga, guru dan teman-teman yang telah senantiasa
memberikan dukungan dan bantuannya yang sangat berarti dalam penulisan karya
tulis ini.
Semoga karya
tulis sederhana ini dapat memenuhi syarat sebagai tugas
dalam bidang ilmu pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan (
PENJAS-ORKES ) serta dapat berguna, sebagai
pengetahuan dan dapat memberikan dukungan terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
pengetahuan dan dapat memberikan dukungan terhadap kemajuan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Akhir
kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kekurangan dalam
karya tulis ini. Penulis juga membuka kesempatan bagi kritik dan saran yang
dapat membangun dan mengembangkan karya tulis ini. Karena pada hakikatnya ilmu
pengetahuan akan terus menerus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
B.
Saran
Adapun saran yang kelompok kami buat agar dapat dijadikan teladan oleh
para remaja
untuk dapat memperbaiki jalur hidup mereka demi masa depan dan nama baik negara kita, terutama orang tua selaku ayah dan ibu harus
betul-betul memberikan perhatian bagi anak-anak mereka.
Dihimbaukan bagi para pihak keamanan seperti polisi harus
lebih mengetatkan keamanan serta kegiatan mereka untuk
mengatasi kenakalan remaja.
C. Kesimpulan
Berdasarkan uraian sebelumnya
penulis akan menyimpulkan beberapa hal, yakni :
1.
Islam telah menetapkan dan mengatur batas-batas dalam
pergaulan bebas diantaranya dengan menjaga dengan pandangan mata dan memelihara
kehormatan (tarji).
2.
Islam tidak mengakui dan mengatur tata cara seperti
yang ada pada saat ini.
3.
Budaya pacaran adalah merupakan satu konsep yang sama
dengan pergaulan bebas dan dampak negatif (bahayanya) tidak jauh berbeda.
D. Rangkuman
1.
Dalam seks bebas terkumpul bermacam-macam dosa dan
keburukan yakni berkurangnya iman si penzina, hilangnya sikap menjaga diri dari
dosa, buruk kepribadian dan hilangnya rasa cemburu.
2.
Seks bebas menghilangkan rasa malu, padahal dalam agama
malu merupakan suatu hal yang amat ditekankan dan dianggap perhiasan yang
sangat indah khususnya bagi wanita.
3.
Menjadikan wajah pelakunya muram dan gelap.
4.
Membuat hati menjadi gelap dan mematikan sinarnya.
5.
Menjadikan pelakunya selalu dalam kemiskinan atau
merasa demikian sehingga tidak pernah merasa cukup dengan apa yang diterimanya.
6.
Akan menghilangkan kehormatan pelakunya dan jatuh
martabatnya baik di hadapan Tuhan maupun sesama manusia.
7.
Tuhan akan mencampakkan sifat liar di hati penzina,
sehingga pandangan matanya liar dan tidak terjaga.
8.
Pelaku seks bebas akan dipandang oleh manusia dengan
pandangan muak dan tidak percaya.
9.
Zina mengeluarkan bau busuk yang mampu dicium oleh
orang-orang yang memiliki ‘qalbun salim’ (hati yang bersih) melalui mulut atau
badannya.
10. Apa
yang didapatkan para pelaku seks bebas dalam kehidupan ini adalah sebaliknya
dari apa yang diinginkannya. Ini adalah karena, orang yang mencari kenikmatan
hidup dengan cara bermaksiat maka Tuhan akan memberikan yang sebaliknya dari
apa yang dia inginkan, dan Tuhan tidak menjadikan maksiat sebagai jalan untuk
mendapatkan kebaikan dan kebahagiaan.
11. Perzinaan
menyeret kepada terputusnya hubungan silaturrahim, durhaka kepada orang tua,
berbuat zalim, serta menyia-nyiakan keluarga dan keturunan. Bahkan boleh
membawa kepada pertumpahan darah dan perdukunan serta dosa-dosa besar yang
lain.
12. Seks
bebas menghilangkan harga diri pelakunya dan merusakkan masa depannya di
samping meninggalkan aib yang berkepanjangan bukan saja kepada pelakunya bahkan
kepada seluruh keluarganya.
13. Aib
yang dicorengkan kepada pelaku seks bebas lebih membekas dan mendalam daripada
dosa kafir misalnya, karena orang kafir yang memeluk Islam selesailah
persoalannya, namun dosa zina akan benar-benar membekas dalam jiwa karena
walaupun akhirnya pelaku zina itu bertaubat dan membersihkan diri dia akan
masih merasa berbeda dengan orang yang tidak pernah melakukannya.
BAB V1
DAFTAR PUSTAKA
Al-Makatti, Abdurahman, 2001;
Pacaran Dalam Kacamata Islam. Jakarta ;
Media Dakwah.
Sultoni, Wahyu Bagja, 2007; Ilmu Sosial Dasar.Bogor ; STKIP Muhamadiyah.
Sultoni, Wahyu Bagja, 2007; Ilmu Sosial Dasar.
(http://www.wikipedia.com
Buku
LKS Penjasorkes SMA Negeri 1 Jampangkulon periode 2010/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar