"Menanti Secercak Harapan"
Aku bagai bintang tak
berbulan
Ragaku amat rindu
dekapmu
Inginku raih angan
itu
Sang
dewi malam tak merisau
Kini
ku berpaling pada bulan
Aku
tahu, semua bualan mimpi
Putuslah sudah
harapanku
Untuk pencarian
seberkas pelita hati
Rindu dan risau bagai
dua sisi mata uang
Wahai malam, ku ingin
seperti bulan dan bintang
Akhirnya
ku temukan seberkas cahaya itu
Nurani
berkata, apakah dia??
Tutuplah
sudah kalbu suram
Itu
dia, penerang jiwa, pelukis raga
"Raga Rindu
Hasrat Bersatu"
Rumput usam bergoyang rapuh
Ingatkanku kalbu sendu
Zat dunia meracun jiwa
Kala hati kian membisu
Ingin jiwa bertemu raga
Ruhku bagai melayang
Amat menggugah batin jiwa
Matanya berbinar mesra
Batinku ingin dia..!
Didadaku
terselip ucap hati
Hasrat
jiwa bersatu raga
Jiwaku
sadar, bagai api rindu air
Nurani
berbisik, aku yakin dia..!
"Istana
Dalam Mimpi"
Entah apa yang ia ingin
Risau hati kian merana
Vas tanpa bunga
Aku tanpa jiwa
Nun jauh di balik awan kelam
Mulai ku
bangun istana baru
Untuk
persinggahan permata biru
Tetap akan
rindu dan harapan
Itulah angan yang ku impikan
Aku tahu..
Rumpun hijau tak terusik
Aku coba, coba, dan mencoba
Dan ku terbangun
Entah mimpi atau nyata
Vas berbunga indah mekar
Itu dia, nyata, dan berkata cinta..
"Harap
Tangis Tak Terulang"
Walau hati tak berbunga
Inginku rubah angin kelam
Risau berganti cahaya
Aku bagaikan laut tanpa ombak
Nurani rindu bayang parasmu
Dunia seakan berkecamuk
Atas penantian setitik cahaya hati
Ingatkanku album kenangan kelam
Nestapa mengerai duka
Tutup sudah harapan itu
Aku ingin hapus bayangmu
Nun jauh di ufuk samudera timur
Saat raga temukan jiwa
Untaian kata mengalun deras
Raihlah semua itu
Isak tangis kan terlupakan
"Cinta yang Hilang"
Dinda…perempuan
Ku rindu yang sayu matanya
Dinda…perempuan
Ku rindu yang syahdu hatinya
Dinda…
Ku
bagaikan serigala yang jahat
Disana
beribu kunang
Tersesat
malam
Dinda…
Kubayar sepimu
Dengan jutaan lagu
Yang kuciptakan untukmu
Dinda…
Kini
hatiku terbawa
Pada
seseorang disana
Pada satu
cinta disana
"Dendam"
Derita yang ku berikan kepada setiap wanita
Itu benar memang salahku
Menghantui setiap langkahku
Aku yakin dia ingin balas semua itu
Selalu ingin ku bicara
Melalui
angin kusampaikan
Aku sadar…aku
insyaf
Hari ini
aku mulailah lembaran baru
Aku telah tancapkan belati ke jantungku
Rintisan darahpun keluar dari jantung hatinya
Derita yang ku berikan kepadanya
Itu benar memang salahku
Tak lekang
oleh waktu
Ingin dia
tancapkan belati itu kepadaku
Yang
beribu-ribu jumlahnya
Aku tutup
mata ini dengan senyuman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar